Jawa Pos

Kekeringan Mengancam

Musim Kemarau Baru Dua Bulan

-

GRESIK – Sedikitnya 32 desa di delapan kecamatan terancam bencana kekeringan lagi. Begitu masuk musim kemarau Juli hingga Agustus ini, desa-desa tersebut mengalami kekurangan air. Pendudukny­a pun sengsara.

Berdasar data Badan Penanggula­ngan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, 32 desa rawan kekeringan itu berada di Kecamatan Cerme, Duduksampe­yan, Balongpang­gang, Benjeng, Kedamean, Bungah, Sidayu, dan Dukun. Yang paling parah biasanya Desa Balongpang­gang, Kecamatan Balongpang­gang.

Kepala Desa Balongpang­gang Slamet Ramli menyatakan, kini cadangan air bersih warga desa’’ nya mulai susut. Bahkan ada yang sudah kering sama sekali,’’ ungkapnya kemarin (1/9).

Sehari-hari warga menyimpan cadangan air bersih di dalam tandon. Air diambil dari sumur bor, telaga, dan embung. Namun, setelah kemarau dua bulan ini, ’’ cadangan air berkurang. Air tidak bisa dipakai lagi untuk mandi dan mencuci, apalagi minum,’’ ujarnya.

Ada solusinya. Warga memilih membeli air dalam tangki yang dijual keliling. Harganya Rp 150 ribu per 5 ribu liter air. Supaya hemat, mereka biasanya patungan. Air dibagi ke sejumlah rumah ’’ tangga. Dengan kondisi ini, warga berharap dapat suplai air gratis,’’ tambah Slamet.

Selain itu, krisis air bersih mulai dirasakan warga Gresik Utara. Misalnya, warga Desa Tebuwung, Kecamatan Dukun. Warga desa M. Syafik mengatakan, sejumlah dusun mulai merasakan kesulitan air bersih.

Air sumur berkurang. Kondisi itu diperparah banyaknya petani yang memanfaatk­an air sumur bor untuk ’’ tanaman di sawah. Warga kami mulai kekurangan air untuk mandi dan minum,’’ jelasnya.

Menurut Syafik, larangan menggunaka­n air sumur untuk tanaman sudah disampaika­n ke petani. Namun, peringatan tersebut tidak diindahkan. Apalagi, tanaman petani juga butuh air untuk hidup. Kini warga minta bantuan air dari pemkab.

BPBD Gresik memang mulai menyiapkan suplai air ke desadesa. Pengedropa­n air dilangsung­kan mulai minggu pertama ’’ September ini. Segera kami koordinasi untuk keperluan dropping air,’’ kata Kepala BPBD Abu Hasan.

Bencana kekeringan yang melanda sebagian wilayah Gresik terbilang cukup ironis. Terutama Gresik Selatan. Padahal, ketika musim hujan sebagian wilayah Gresik Selatan justru dilanda banjir. Sebut saja desa-desa di Kecamatan Benjeng seperti Desa Munggugian­ti, Bulurejo, dan Kedungruke­m. ’’

Memang ironis. Kondisi ini sudah berlangsun­g lama,’’ jelas Abu Hasan. (mar/c15/roz)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia