Salah Potong, Ulang dari Awal
SURABAYA – Seni potong kertas ( paper cutting) atau jianzhi adalah kerajinan asal Tiongkok yang menggunakan gunting dan kertas. Di Indonesia Dewi Kocu dikenal sebagai seniman yang mengembangkan kesenian tersebut, tetapi memakai cutter. Karena itu, dia memberi nama cutteristic.
Kemarin (1/9) dia memperlihatkan proses cutteristic dalam workshop di Kita-Kita Food Studio. Tidak banyak bahan dan alat yang dibutuhkan. Dewi menggunakan kertas dan cutter sebagai senjata utama. Kertas yang dibutuhkan memiliki ukuran 180–210 gsm.
Sementara itu, ukuran cutter bebas. ’’Senyaman mungkin dengan jari-jari kita,’’ ungkap perempuan 32 tahun tersebut. Sebab, cutter digunakan untuk memotong kertas. Ada tekanan yang diberikan saat memotong. Jadi, bentuk cutter sangat penting untuk kenyamanan.
Dua alat dan bahan itu wajib dipenuhi. Selebihnya bergantung kreativitas tiap seniman. Boleh ditambahkan juga kertas berwarna. Dewi pun sering kali menggunakan manik-manik dan swarovski sebagai hiasan. ’’Bisa ditambahkan kalau sudah jadi,’’ jelas perempuan asal Jakarta tersebut.
Menurut Dewi, seni potong kertas terlihat sepele. Bahan-bahan yang digunakan juga terbilang murah. Tetapi, kerajinan tangan itu yang membuat karya seni potong kertas bernilai mahal.
Memotong kertas dengan cutter membutuhkan kesabaran ekstra. Juga dibutuhkan ketelitian. Menurut Dewi, prosesnya seperti memahat patung. Detail-detail setiap lekukan kertas pun harus diperhatikan. Kalau salah potong, prosesnya harus diulang dari awal.
Tingkat kesulitan juga bergantung desainnya. ’’Saya desain dulu dengan bantuan software. Baru dipotong,” tutur perempuan kelahiran 12 Mei 1985 tersebut. Bentuk apa pun dapat dihasilkan dari seni potong kertas itu. Mulai bentuk dasar seperti tulisan nama dan ucapan hingga bentuk sulit seperti foto orang. Ekspresi wajah dalam foto harus tetap terlihat. ’’Sulit juga. Butuh lebih sabar,’’ ungkap Dewi.
Itu memberikan pengaruh pada waktu yang dibutuhkan. Dia pernah membuat karya berukuran 2 x 1 meter. ’’Itu butuh waktu berminggu-minggu,’’ jelasnya. (bri/c20/jan)