Reog Obyog Datang dari Empat Penjuru
PONOROGO – Pergelaran perdana parade reog obyog berlangsung meriah. Sebanyak 40 dadak merak, 20 bujang ganong, dan 80 jatilan ditampilkan dalam kegiatan yang digelar di depan paseban Alun-Alun Ponorogo kemarin (2/8).
Kepala Dinas Pariwisata Ponorogo Sapto Jatmiko mengungkapkan, kegiatan tersebut bukan hanya untuk mengisi rangkaian grebeg Suro. ”Tapi, juga untuk mengapresiasi kesenian asli Ponorogo, yaitu reog obyog,” ucapnya.
Kegiatan parade dimulai dengan memberangkatkan rombongan reog dari empat penjuru. Yakni, dari Jalan Raden Saleh (utara), perempatan Tambakbayan (barat), pertigaan Ngepos (timur), dan pertigaan Jenes (selatan). Itu sekaligus menunjukkan konsep sedulur papat limo pancer.
Kemudian, semua rombongan reog tersebut dikumpulkan di depan paseban alun-alun. Pementasan reog obyog dimulai setelah para sesepuh melakukan ritual.
”Kegiatan ini berbeda dengan reog festival. Kalau reog obyog hanya tiga unsur, yaitu dadak merak, bujang ganong, dan jatilan,” terang Sapto.
Pementasan dimulai dengan tari jatilan. Sebanyak 80 penari berbaris memanjang, dilanjutkan aksi atraktif para bujang ganong. Dadak merak tampil paling akhir.
Sebelum kegiatan selesai, panitia sengaja mengajak rombongan forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) ikut menari bersama. Di antaranya, Bupati Ipong Muchlissoni, Wabup Soedjarno dan Kapolres AKBP Suryo Sudarmadi. ”Ini baru awal. Semoga tahun depan bisa lebih besar lagi,” ungkapnya.
Sesepuh reog Hari Purnomo mengakui, belum pernah ada kegiatan parade reog obyog. Dia mengaku sempat kaget saat beberapa seniman reog muda datang di rumahnya untuk mengutarakan rencana membuat reog dengan dari penjuru.
Seniman yang akrab disapa Mbah Pur tersebut menjelaskan, reog obyog dari empat penjuru itu bukan hanya pementasan biasa, tapi juga harus disertai ruwatan.
” Meski hal baru, kami pikir ini cukup baik. Selain mendoakan Ponorogo, untuk melestarikan kesenian,” tuturnya. ( tif/ irw/ c24/ diq)