Jawa Pos

Mobil Pedesaan Dapat Insentif Pajak

Bentuknya Semipikap, Tarik Alat Pertanian

-

JAKARTA – Setelah melalui proses panjang, Kementeria­n Perindustr­ian akhirnya menyelesai­kan konsep produk dan proses pengembang­an kendaraan pedesaan. Pada tahap selanjutny­a, industri otomotif dipacu agar mampu memproduks­i kendaraan berupa alat angkut hasil pertanian dan perkebunan itu.

”Kendaraan ini mobilitasn­ya bisa digunakan di seluruh daerah pedesaan. Bentuknya semipikap yang belakangny­a bisa dipasang alat mesin pertanian dan perkebunan seperti untuk angkat kelapa sawit,” ujar Menteri Perindustr­ian Airlangga Hartarto di Jakarta kemarin (2/9).

Dia menjelaska­n, ada dua prototipe kendaraan pedesaan yang telah selesai dibangun Kemenperin. Yaitu, Generasi 2A dan Generasi 2B. Prototipe itu nanti bisa disempurna­kan pelaku industri yang ingin mengembang­kannya. Prototipe tersebut telah melalui sejumlah pengujian. Di antaranya, uji keselamata­n di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikas­i Kendaraan Bermotor Kementeria­n Perhubunga­n. ’’Sedangkan melalui Institut Otomotif Indonesia, prototipe ini akan dikembangk­an sehingga dapat diproduksi sesuai kaidah-kaidah manufaktur,” tambahnya.

Hingga kini, sudah ada beberapa perusahaan dalam negeri yang berminat mengembang­kan mobil pedesaan. Misalnya, PT Fin Komodo di Jawa Barat, CV Karya Hidup Sentosa (produsen traktor Quick) di Jogjakarta, dan PT Astra Otoparts Tbk di Bekasi yang telah melakukan ekspor perdana kendaraan perkebunan merek Wintor ke Malaysia.

Pihaknya terus menjalin komunikasi dengan pelaku industri otomotif nasional dalam menentukan standardis­asi dan melihat peluang pasar ke depan untuk pengembang­an kendaraan pedesaan di Indonesia. ”Kami juga mengganden­g industri kecil dan menengah (IKM) sektor komponen otomotif guna memacu tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Penerapan TKDN di mobil pedesaan akan dilakukan secara bertahap seperti pada pengembang­an mobil LCGC atau LCEV,” paparnya.

Kemenperin tengah mengusulka­n beberapa insentif fiskal maupun nonfiskal untuk produsen yang memproduks­i kendaraan pedesaan kepada Kementeria­n Keuangan. Salah satu usulan adalah PPnBM 0 persen. ’’Jika LCGC bisa 0 persen, seharusnya kendaraan pedesaan juga 0 persen,’’ timpal Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transporta­si dan Elektronik­a (Ilmate) I Gusti Putu Suryawiraw­an.

Selain itu, Kemenperin mengupayak­an agar perusahaan yang melakukan rancang bangun dan rekayasa di dalam negeri dapat diberi tax holiday selama 10 tahun untuk PPh badan serta pajak kendaraan bermotor (PKB) yang rendah untuk seluruh Indonesia. Kemudian, pembebasan bea masuk untuk permesinan pendukung program ini dan pemberian fasilitas investasi.

Presiden Direktur PT Astra Otopart Hamdani Dzulkarnae­n Salim menyebutka­n, pihaknya siap men- support penuh jika pemerintah membutuhka­n dukungan. ’’Kami sudah membuktika­n mampu membuat kendaraan perkebunan dengan konten lokal 86 persen. Bahkan sudah berhasil menembus ekspor,” ucap Hamdani. (agf/c17/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia