Jawa Pos

Muncul Dugaan Motif Asmara

Pembunuhan Perempuan Pemilik Warung Kopi

-

SURABAYA – Motif pembunuhan Suwatik belum terkuak hingga kemarin (2/9). Polisi menduga ada alasan ekonomi di balik aksi sadis pelaku. Namun, sejumlah tetangga korban punya kesaksian lain.

Selama ini korban kerap disapa Mami. Hal tersebut tidak lepas dari pribadi Suwatik yang ramah dan care kepada setiap orang. Namun, ada warga yang salah mengartika­nnya. Ujungnya, menjurus ke masalah asmara.

Nah, temuan kasur, selimut, asbak, dan satu puntung rokok saat olah TKP pada Kamis (31/8) memunculka­n anggapan adanya keterkaita­n dengan persoalan asmara tersebut. Sebab, Mami bukan seorang perokok. Hampir bisa dipastikan bahwa puntung rokok itu milik terduga pelaku. Rokok tersebut belum habis diisap. Panjangnya masih sekitar 10 cm.

Saiful, seorang saksi, menyatakan tidak menemui peristiwa janggal pada Kamis dini hari (31/8)

Saat itu dia sedang berada di pertigaan Menganti–Driyorejo. Saiful dan empat rekannya biasa menjadi polisi cepek. ” Nggak ada yang aneh, nggak ada keributan,” ungkapnya.

Keterangan yang diberikan Saiful tersebut dianggap penting karena bisa menjadi rujukan petugas tentang karakter terduga pelaku. Misalnya, jika terdengar pintu yang didobrak atau dipukul kencang, bisa dipastikan pelaku adalah orang asing yang berniat merampok. Sebaliknya, apabila tak terdengar apa pun dan cenderung senyap, bisa jadi terduga pelaku merupakan orang yang dikenal korban.

Kasatreskr­im Polrestabe­s Surabaya AKBP Leonard M. Sinambela pun berusaha memastikan hal tersebut. Menurut dia, tidak ditemukan kerusakan apa pun di bagian gerbang besi dan pintu masuk warung kopi Melek milik Suwatik. ”Cukup kuat dugaannya. Terduga pelaku bisa jadi dikenali korban,” katanya.

Dugaan pembunuhan bermotif asmara itu juga sudah dipetakan polisi. Pihaknya kini membuat sejumlah skema mengenai kemungkina­n para terduga pelaku yang menghabisi nyawa Suwatik.

Mami memang dikenal grapyak. Terutama selama membuka usaha warkop tersebut sejak Desember 2015. Tidak heran apabila ada beberapa orang yang menyukainy­a. Namun, semua tak digubris Mami. Bahkan, dia menolak semua perasaan yang diutarakan sejumlah lelaki.

Tetapi, hingga kini, polisi belum menemukan petunjuk yang bisa mengarah langsung pada terduga pelaku. Biasanya, alat petunjuk itu berupa keterangan sejumlah saksi yang tidak sinkron. Misalnya, ada yang membuat kesaksian palsu atau sejumlah perbedaan kesaksian yang signifikan. ”Ini sedang kami dalami,” katanya.

Polisi juga mencari sejumlah barang yang tidak lazim di TKP. Barang tersebut bisa berbentuk macam-macam. Mulai rambut orang lain hingga sidik jari. Hal itulah yang menjadi bahan penyelidik­an dan pengembang­an perkara. ”Setiap kejahatan kan pasti berbekas,” ujar Leo.

Kepolisian masih mendalami kesaksian Kholil sebagai orang pertama yang menemukan mayat Suwatik. Kholil juga memiliki kedekatan dengan Mami. Dia merupakan mandor pekerja yang tengah merenovasi rumah Suwatik.

Sebagai informasi, Kholil diperiksa polisi selama dua hari di Satreskrim Polrestabe­s Surabaya. Yakni, sejak Kamis pagi (31/8) hingga Jumat malam (1/9). Saksi lainnya hanya diperiksa selama beberapa jam. Namun, polisi enggan banyak berkomenta­r karena masih melakukan penyelidik­an. ( mir/c25/fal)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia