Minggu Depan Kirim Surat Peringatan I
Antisipasi Banjir, Sungai Sidokare Butuh Normalisasi
SIDOARJO – Tahapan normalisasi Sungai Sidokare terus bergerak. Setelah melakukan dua kali sosialisasi, minggu depan pemkab mengirim surat teguran pertama. Isinya, meminta warga untuk segera membongkar bangunan tidak berizin alias bangunan liar (bangli) milik mereka.
Berdasar data yang dihimpun, jumlah bangli di Sungai Sidokare sebanyak 38 unit. Bangunan itu terdiri atas hunian dan warung. Mayoritas hunian tersebut semipermanen. Bahkan, ada juga yang sudah permanen.
Kepala Bidang (Kabid) Bina Manfaat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pemkab Sidoarjo Bambang Tjatur mengatakan, pemkab sudah menyosialisasikan normalisasi afvoer Sidokare. Pemilik bangli diundang. Kegiatan itu sudah dilaksanakan dua kali. Yakni, sebelum bulan puasa dan sesudah bulan puasa.
Sayangnya, sosialisasi rencana pengerukan itu tidak berjalan optimal. Warga yang menempati sempadan Sungai Sidokare memilih boikot. Mereka tidak hadir dalam rapat sosialisasi. Menurut Bambang, aksi boikot itu merupakan bentuk protes mereka karena tidak sepakat dengan rencana penertiban. Meski sosialisasi tersendat, proyek normalisasi tetap berjalan sesuai rencana. Karena itu, minggu depan pihaknya menerbitkan surat teguran pertama. ”Penertiban tetap kami lalukan,” tegasnya.
Kepala Dinas PUPR Sidoarjo Sigit Setyawan mengatakan, Sungai Sidokare sudah masuk dalam rencana normalisasi yang digagas pemerintah. Sebab, afvoer sepanjang 25 kilometer itu belum pernah dikeruk. ”Sudah mengalami sedimentasi dan penyempitan alur sungai,” jelasnya.
Akibat sedimentasi dan penyempitan itu, daya tampung Sungai Sidokare menjadi sangat terbatas. Saat hujan deras, air di sungai tersebut meluber. Air meluap dan menggenangi permukiman. Selama ini kawasan yang sering terdampak banjir adalah Perumahan Bluru Kidul, Sepande, Jalan Raden Patah, serta Jalan Kutuk Sidokare. ”Sidokare menjadi langganan banjir,” ucapnya.
Berdasar catatan Jawa Pos, kawasan Sidokare memang beberapa kali kebanjiran. Ribuan warga terdampak. Termasuk sekolah. Tahun lalu saja, setidaknya sudah tiga kali banjir menerjang Sidokare dan kawasan perkotaan. Dua kali di awal tahun dan satu kali di akhir tahun.
Menurut Sigit, rencananya September ini normalisasi dilakukan. Pengerjaan dimulai dari sisi barat. Titik pertama berada di Bluru Kidul. Dia menargetkan, pada tahun ini normalisasi berjalan dari lingkar timur menuju Karanggayam dengan panjang sekitar 1 kilometer. Adapun, di sisi timur, petugas akan menertibkan bangunan-bangunan liar. ”Penertiban dan pengerukan kami kerjakan bersama,” ujarnya. (aph/c7/hud)