Isu DP Gairahkan Gresik Selatan
GRESIK – Bank Indonesia (BI) berencana menurunkan value (LTV) rumah. Artinya, uang muka kredit pemilikan rumah (KPR) juga bakal turun. Kebijakan itu tentu menjadi angin segar bagi pengembang di daerah.
Memasuki semester II 2017, gereget pengembang di Kota Pudak menguat. Pembangunan properti bergairah. Kawasan Gresik bagian selatan menjadi basis pertumbuhan hunian baru.
”Wacana penurunan uang muka ( down payment, Red) sudah jadi isu hangat. Makanya, ada gairah membangun lagi,’’ kata pengurus Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Gresik Koko Wijayanto kemarin (3/9).
Dia membenarkan bahwa gairah pengusaha mulai terasa pada awal semester II 2017. Pembangunan properti diprediksi melejit tahun depan. Koko menambahkan, minat pengembang naik bukan hanya karena faktor uang muka. Kini prosedur perizinan kian mudah. Keluhan pengembang terhadap pelayanan otoritas pemberi izin turun.
Koko memprediksi pembangunan hunian tahun ini meningkat jika dibandingkan dengan 2016. Berdasar catatan Apersi, sampai September sudah 7 ribu rumah terbangun. Angka itu dimungkinkan bertambah sampai akhir 2017.
Dinas penanaman modal dan PTSP mendata, ada 25 izin pembangunan properti selama Januari–Juni 2017. Total investasinya mencapai Rp 159,5 miliar. Kebanyakan hunian baru bercokol di Gresik bagian selatan. ”Saya bisa memastikan para pengusaha akan langsung membangun rumah tahun depan,” katanya.
Menurut alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu, beberapa kawasan masih menjadi pusat pengembangan hunian. Yakni Cerme, Driyorejo, dan Menganti. Salah satu pengembang yang getol adalah Perumnas. Berdasar informasi, BUMN itu berencana membangun perumahan baru tahun depan. Lokasinya Driyorejo. Berdasar rencana, 20 hektare lahan disiapkan.
Posisi Gresik bagian selatan sebagai tonggak properti memang tak bisa lepas dari kiprah Perumnas dalam membangun hunian. Misalnya Perumahan Kota Baru Driyorejo (KBD). Permukiman tersebut sudah dihuni 15 ribu orang. ( hen/c11/dio)