Jawa Pos

Ketika Para Pejabat Terpeleset Hoax

-

NAMA mantan Menteri Komunikasi dan Informatik­a Tifatul Sembiring dua hari ini ramai diperbinca­ngkan. Garagarany­a, Tifatul terpeleset gambar hoax. Dia menyebarka­n foto tentang tragedi memilukan yang sedang menimpa etnis Rohingya di Myanmar.

Foto yang disebarkan Tifatul itu menggambar­kan tumpukan tubuh manusia di sekitar sungai. Foto itu di- posting serta di- tion kepada @sahal_AS. Dia sempat mengira foto yang di- tersebut merupakan serangkaia­n kekejaman militer Myanmar terhadap etnis Rohingya.

Sialnya, ternyata foto itu bukan terkait Rohingya. Foto tersebut bagian dari peristiwa yang dikenal Tak Bai Incident. Itu terjadi di Thailand bagian selatan pada 25 Oktober 2004. Dalam peristiwa tersebut, setidaknya 78 orang yang mayoritas muslim Thailand meninggal karena tindakan represif petugas.

Peristiwa itu bermula dari demo yang dilakukan penduduk terkait penahanan enam orang yang dituduh sebagai pemberonta­k. Karena menghadapi massa dalam jumlah besar, tentara setempat bertindak represif. Gas air mata dan diarahkan langsung kepada demonstran.

Selanjutny­a, para demonstran itu ditangkap, lalu dibawa dengan truk dalam keadaan terbaring tindihmeni­ndih. Karena korban yang ditangkap kebanyakan muslim yang sedang berpuasa, mereka lemas. Banyak korban yang meninggal karena kehabisan oksigen.

Nah, Tifatul Sembiring mengakui khilaf. Lewat akun Twitter

nya, dia berkicau telah mengha- pus foto tersebut. Foto itu didapat dari sesama anggota DPR. Namun, dia tak menyebutka­n namanya. ”Foto itu banyak loh. Saya juga sudah koreksi. Bisa aja kita salah dalam menerima. Salah kita koreksi, kan gitu,” ujar politikus PKS itu kepada wartawan di kompleks parlemen kemarin.

Entah bagaimana cara Tifatul mengoreksi sebuah foto sebelum dia sebarkan. Sebab, jika menggunaka­n fasilitas sederhana yang dimiliki Google ( image.google.com), sebenarnya foto itu sangat mudah dilacak. Bahwa foto tersebut merupakan kejadian di Thailand.

Bukan hanya Tifatul yang terpeleset informasi hoax soal Rohingya. Ternyata, Wakil Perdana Menteri Turki Mehmet Simsek juga terpengaru­h oleh foto-foto palsu soal Rohingya. Simsek mengunggah empat foto yang dikira tragedi kemanusiaa­n di Rohingya.

Empat foto itu, antara lain, menunjukka­n seorang perempuan yang histeris saat melihat seorang pria ditawan dan disiksa di sebuah pohon. Ternyata, foto tersebut merupakan karya fotografer Reuters yang sedang mengabadik­an kasus pembunuhan di Aceh pada 2003.

Foto kedua menunjukka­n anak kecil dan balita berkulit hitam sedang menangis di atas jenazah seorang perempuan. Ternyata, foto itu karya fotografer asal Prancis Albert Facelly. Di laman World Press Photo disebutkan, foto tersebut menyabet 2nd prize stories, spot news pada 1995. Simsek mengunggah foto hoax itu pada 29 Agustus 2017.

Foto yang diunggah Simsek sempat dikomentar­i 734 kali, diretweet 1.649 kali, dan disukai 1.247 pengguna Twitter. Setelah keaslianny­a banyak diragukan, Simsek memilih menghapus posting- an tersebut tiga hari kemudian. Bukan hanya Simsek, foto yang sama juga di-posting olehakunya­ngmengatas­namakan seorang petinggi partai di Turki dan belum dihapus hingga kemarin. (gun/eko/c6/fat)

 ??  ?? water cannon KHILAF: Postingan Tifatul Sembiring tentang foto korban pembantaia­n di Myanmar. Padahal, itu adalah foto Tak Bai Incident di Thailand pada 25 Oktober 2004. Tifatul mengakui kekeliruan itu.
water cannon KHILAF: Postingan Tifatul Sembiring tentang foto korban pembantaia­n di Myanmar. Padahal, itu adalah foto Tak Bai Incident di Thailand pada 25 Oktober 2004. Tifatul mengakui kekeliruan itu.
 ??  ?? KELIRU: Wakil Perdana Menteri Turki Mehmet Simsek juga mengunggah fotofoto yang disebutnya tragedi Rohingnya. Padahal, yang dia unggah adalah foto di Aceh dan Prancis.
KELIRU: Wakil Perdana Menteri Turki Mehmet Simsek juga mengunggah fotofoto yang disebutnya tragedi Rohingnya. Padahal, yang dia unggah adalah foto di Aceh dan Prancis.
 ?? ILUSTRASI WAHYU KOKANG/JAWA POS ?? menposting
ILUSTRASI WAHYU KOKANG/JAWA POS menposting

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia