Ambil Untung, Asing Jual Saham Big Cap
JAKARTA – Investor asing pada awal perdagangan pekan ini lebih banyak melakukan aksi jual pada saham-saham dengan kapitalisasi pasar yang besar. Imbasnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin (4/9) terkoreksi 0,86 persen.
Aksi jual terjadi pada saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Astra International Tbk (ASII).
”Ini banyak net sell di saham-saham big cap. Asing profit taking (ambil untung, Red) lantaran sebelumnya sudah merasa untung,” kata analis First Asia Capital Sekuritas David Sutyanto.
Selain ambil untung, asing memindahkan investasi ke instrumen safe haven, terutama emas. Harga komoditas emas memang naik seiring dengan turunnya bursa saham global. Harga emas kontrak Desember 2017 naik 9,3 poin atau 0,17 persen ke level 1.339,7 per troy ounce.
Pemindahan aset disebabkan sentimen uji coba bom hidrogen oleh Korea Utara yang sempat menimbulkan gempa artificial di sejumlah negara. Isu keamanan terkait Korut memang telah memengaruhi pasar modal dan pasar berjangka sejak Agustus.
Meski asing banyak mencatat jual bersih pada saham big cap dan blue chip, efek tersebut masih sebatas pengaruh sentimen dan tidak menunjukkan performa fundamental emiten.
Di dalam negeri, indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin ditutup turun 50,32 poin atau 0,86 persen ke level 5.813,74. Asing mencatat net sell Rp 562,21 miliar dengan 580,6 juta unit saham yang dijual. Data makroekonomi yang dirilis BPS kemarin belum mampu mengangkat IHSG. (rin/c16/noe)