Jawa Pos

Diyakini Tes Lagi Akhir Pekan

Korut Bikin Pusing DK PBB

-

SEOUL – Dewan Keamanan (DK) PBB benar-benar kesal menghadapi ulah Kim Jong-un. Meski berkali-kali diberi sanksi karena terus melakukan uji coba sistem misil dan bom nuklir, Korut seperti tidak gentar. Bahkan, mereka diyakini kembali melakukan uji coba akhir pekan ini. Tepatnya pada 9 September yang diperingat­i sebagai hari berdirinya negara Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) alias Korut.

’’Korut senang mempertont­onkan hal besar pada hari libur nasional mereka,’’ ujar Harry Kazianis, direktur Center for the National Interest, di AS kemarin (4/9). Diduga, yang akan diuji coba adalah interconti­nental ballistic

missile (ICBM) atau misil lintas benua. Tahun lalu, mereka melakukan uji coba bom nuklir di Punggye-ri. Minggu (3/9), mereka sudah mengetes bom hidrogenny­a dan memicu gempa dengan skala 6,3 Richter.

Kazianis menegaskan, Korut hanya ingin mendapat perhatian sebanyak-banyaknya dari dunia. Mereka ingin dihormati. Peluang mereka untuk menyerang Korsel atau AS secara langsung tidak terlalu besar, meski tetap ada. Sebab, tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan Jong-un. Orangorang di luar Korut sangat jarang bertemu dengannya. Bahkan, para petinggi negara sekutunya, Tiongkok, jarang bertemu. Hampir tak ada informasi intelijen yang akurat tentang Korut. Selain itu, tak semua informasi dari para pembelot Korut valid.

Meski begitu, sebagian besar analis satu suara dengan Kazianis. Jong-un tak mungkin menyerang AS maupun sebaliknya. Kerugian yang ditimbulka­n bakal luar biasa. Jika AS sampai menyerang, peluang Jepang dan Korsel untuk terimbas sangat besar. Janji AS untuk melindungi dua sekutunya itu dipertaruh­kan. Di lain pihak, Jong-un tak mungkin berperang jangka panjang dengan Negeri Paman Sam atau Korsel. Apalagi, saat ini, Pyongyang menderita tekanan ekonomi.

’’Dia hanya ingin menunjukka­n bahwa kemampuan serangan nuklirnya mampu menjangkau negara-negara AS,’’ kata Michael Morell, mantan wakil direktur CIA. Keinginan Jong-un tersebut hampir menjadi kenyataan. Jika dikembangk­an, beberapa misil Korut akan bisa menjangkau kota-kota besar di AS.

Apa pun itu, kecaman untuk Korut tetap datang dari berbagai pihak. Termasuk Sekjen PBB Antonio Guterres. ’’Dia mengandalk­an DK PBB untuk tetap bersatu dan mengambil langkah yang tepat untuk Korut,’’ ucap Guterres yang diwakili Kepala Urusan Politik Jeffrey Feltman.

Meski peluang serangan Korut kecil, Jepang dan Korsel tetap ketir-ketir. Kemarin, Kementeria­n Pertahanan Korsel menyatakan akan memasang empat terminal high altitude area defence (THAAD) tambahan. Alat penghalau misil itu bakal diletakkan di pangkalan militer di Seongju. Seoul juga meminta AS menempatka­n kapal induk dan pesawat-pesawat pengebomny­a di Semenanjun­g Korea.

DK PBB kemarin menggelar rapat untuk membahas uji coba terbaru yang dilakukan Korut. AS, PBB, dan negara-negara lainnya hanya memiliki dua opsi untuk Pyongyang. Yakni, memberikan sanksi atau negosiasi. Perang tidak pernah menjadi pilihan.

Beberapa diplomat yang menjadi sumber Reuters mengungkap­kan, ada beberapa opsi terkait sanksi terbaru untuk Korut. Di antaranya, larangan ekspor tekstil, menghentik­an suplai minyak untuk pemerintah Korut dan militer, melarang warga Korut bekerja di luar negeri, pembekuan aset, serta menambah daftar petinggi Korut yang dimasukkan ke daftar hitam. Swiss sebagai negara yang netral menawarkan diri untuk menjadi penengah jika opsi negosiasi yang diambil. ’’Ini saatnya untuk duduk satu meja,’’ tutur Presiden Swiss Doris Leuthard. Dia menegaskan, AS dan Tiongkok bertanggun­g jawab untuk mengamanka­n situasi dan membuat negosiasi berjalan. (Reuters/CNN/NY Times/sha/c18/any)

 ?? REUTERS ?? PERANG URAT SARAF: Sehari setelah Korut menguji coba bom hidrogen, Korsel juga mengetes misil pencegatny­a.
REUTERS PERANG URAT SARAF: Sehari setelah Korut menguji coba bom hidrogen, Korsel juga mengetes misil pencegatny­a.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia