Jawa Pos

DETEKSI SEL KANKER DI MDC

Cegah Munculnya Penyakit Kanker sejak Dini

-

Kanker merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit jantung dan infeksi. Sebagian besar kanker ditemukan pada stadium lanjut sehingga hasil pengobatan­nya kurang memuaskan. Seiring perkembang­an ilmu medis, potensi terjadinya kanker bisa diketahui sejak dini di unit layanan moleculard­iagnosticc­enter (MDC)

KONSULTAN Molecular Diagnostic Center (MDC) MRCCC Siloam Hospitals Semanggi Dr dr Sri Hartini SpPK (K) MARS mengatakan, penelitian intensif terus dilakukan untuk mengetahui perubahan molekuler spesifik yang mampu mengidenti­fikasi pasien kanker sejak dini. Sekumpulan teknik yang digunakan untuk menganalis­is marker biologis di tingkat DNA atau RNA dengan menggunaka­n biologi molekuler pada testing medis dikenal sebagai diagnostik molekuler.

Teknik itu berkembang pesat seiring dengan perkembang­an ilmu dan teknologi di bidang onkologi (kanker), khususnya onkologi molekuler. Dengan berkembang­nya biologi molekuler, pemahaman tentang proses terjadinya dan perjalanan penyakit, khususnya kanker, menjadi semakin jelas. Sebab, deteksi dini diperlukan agar bisa dilakukan pencegahan dan pengobatan yang lebih cepat dan tepat.

Biomarker molekuler tidak hanya digunakan untuk mendeteksi dini dan menentukan risiko, tapi memungkink­an pula untuk memantau perjalanan kanker, kekambuhan, bahkan sasaran pengobatan yang mengarah pada terapi individual atau dikenal sebagai personaliz­ed therapy.

Untuk menjawab tantangan tersebut, MRCCC Siloam Hospitals Semanggi sebagai rumah sakit yang memberikan layanan komprehens­if di bidang kanker memiliki unit layanan molecular diagnostic center (MDC). Ruang lingkup layanan MDC pada dasarnya terdiri atas diagnostik molekuler, penyakit infeksi yang berpotensi berkembang menjadi kanker, dan diagnostik molekuler genetik untuk menentukan mutasi genetik.

Pelayanan diagnostik molekuler penyakit infeksi yang berpotensi berkembang menjadi kanker tersedia di MDC-MRCCC Siloam Hospitals Semanggi meliputi penentuan jumlah virus hepatitis B (HBV-DNA), virus hepatitis C (HCV-RNA), serta tes HPV DNA

genotyping yang berguna untuk menentukan risiko terkena kanker mulut rahim atau kanker serviks (KS).

’’Hepatitis B dan C bisa menjadi kronis dan berubah menjadi kanker hati jika tidak ditangani sejak dini. Dengan diagnostik molekuler, keberadaan virus itu bisa dideteksi,” kata dr Sri. ’’Kita bisa tahu berapa jumlah virus hepatitis tersebar di dalam darah,’’ ujarnya.

Pemeriksaa­n HPV dilakukan dari sampel hapusan serviks ( cervical swab). Selanjutny­a, dideteksi apakah ada HPV atau tidak. Kemudian, dilakukan genotyping untuk menentukan tipe HPV-nya, termasuk tipe

high risk atau low risk. HPV high risk atau low risk ditentukan berdasar sifat virus yang mengakibat­kan kanker. Ada tipe-tipenya. ’’Jika termasuk

high risk, biasanya dilihat serviksnya ada kelainan atau tidak dengan pemeriksaa­n kolposkopi. HPV bisa menghilang jika daya tahan tubuh tinggi,’’ jelasnya. (tih/c7/wir)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia