Ganti Pelototi Lalin KBS
Dishub Klaim Pengendara Kian Tertib
SURABAYA – Uji coba penilangan dengan menggunakan e-CCTV di persimpangan Terminal Bratang berlangsung sepekan. Perubahan perilaku masyarakat dalam berkendara pun mulai terlihat positif. Setelah uji coba tuntas, pemkot berencana memasang e-CCTV di titik Kebun Binatang Surabaya (KBS).
Kemarin ( 4/ 9) pukul 05.30 para pengendara motor dan mobil di persimpangan Terminal Bratang mulai terlihat rapi. Padahal, saat itu belum tampak adanya petugas. Pemantauan e-CCTV melalui Surabaya Intelligent Transportation System (SITS) pun hanya menunjukkan sedikit pelanggaran. Begitu juga saat siang. Pukul 11.00 jumlah pelanggar yang terekam e-CCTV tidak begitu signifikan.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya Robben Rico menyatakan, uji coba dan sosialisasi memang membuat perilaku masyarakat dalam berkendara sedikit berubah. Kemarin hingga pukul 12.00 kamera eCCTV tersebut merekam 145 pelanggar. ’’ Hari ini kan Senin (kemarin, Red). Hari aktif. Biasanya padat dan banyak orang yang terburu-buru,’’ katanya.
Perubahan perilaku tersebut juga diapresiasi Wali Kota Tri Rismaharini. Robben mengatakan, wali kota langsung memerintahkan untuk terus menggiatkan sosialisasi e-CCTV hingga tujuan mendisiplinkan masyarakat berlalu lintas sukses. ’’ Saya dipanggil langsung oleh Bu Wali. Apa yang bisa dievaluasi dari program e-CCTV ini. Sekaligus menentukan titik yang akan ditaruh e-CCTV,’’ ujarnya.
Setelah uji coba sebulan selesai, dishub berencana memindah e-CCTV di persimpangan Terminal Bratang ke Jalan Pucang Anom dan Jalan dr Moestopo. Namun, rencana tersebut diubah atas perintah wali kota. Dua e-CCTV tersebut akan ditempatkan di wilayah KBS. ’’ Jadi dua arah. Sisi selatan dan utara,’’ kata Robben.
Menurut dia, pemindahan itu didasari pertimbangan tingginya angka kecelakaan di wilayah KBS. Selain itu, jalan penghubung Wonokromo dan Darmo tersebut termasuk padat kendaraan. Dari sisi jaringan, jalan di titik KBS itu sudah siap. ’’ Sekaligus untuk menertibkan. Bu Wali ingin pilot project tahun ini di jalan utama Surabaya,’’ jelasnya.
Robben menuturkan, e-CCTV akan dilaunching langsung oleh wali kota pada Oktober. Surabaya akan menjadi kota pertama yang menerapkan e-CCTV untuk mendisiplinkan masyarakat dalam berlalu lintas. ’’ Ini baru uji coba mulai terlihat perubahan. Ini akan terus kami push agar semua tertib,’’ tuturnya.
Sementara itu, selama uji coba sepekan ini, error yang terjadi pada perekaman pelanggaran e-CCTV hanya sekitar 10 persen. Tingkat kesalahan tersebut hanya terjadi saat mendeteksi pelat nomor.
Radhana Dwi Wiboro, staf dishub di SITS, mengatakan ada beberapa kesalahan saat meng- capture pelat nomor. Meski demikian, dia mengatakan bahwa error tersebut sangat jarang. Contohnya, pelat nomor hanya terbaca S9. Sebab, pelat nomor kendaraan tidak sesuai standar kepolisian. Selain itu, pelat nomor bengkok menyulitkan proses identifikasi. Meski begitu, di dalam database tetap bisa dilihat secara detail pelat nomor tersebut. ’’ Kalau dilacak dengan membuka database, tetap bisa dilihat. Dan itu bisa menjadi barang bukti,’’ paparnya.
Sementara itu, Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Adewira Negara Siregar menuturkan, pihaknya masih fokus melakukan sosialisasi. Sebab, masih ada waktu 25 hari masa percobaan.
Adewira ingin melihat seberapa besar respons masyarakat terhadap e-CCTV. ”Saya pernah mendapat informasi jika pengendara yang melintas pukul 03.00 dini hari pun tidak berani menerobos karena ada CCTV di sana,” ujarnya.
Pihaknya tidak mau terburu-buru menentukan sikap. Sebab, masih banyak aspek yang perlu digodok. Harapannya, pada masa mendatang program tersebut bisa berjalan efektif. Meski belum semua tempat terpasang CCTV, masyarakat tetap harus patuh berlalu lintas. ” Jangan hanya kalau ada CCTV baru patuh,” tegasnya. (ayu/han/c15/c10/oni)