Unjuk Kreativitas Setiap Hari
Setiap 8 September, Hari Aksara Internasional atau International Literacy Day diperingati. Nah, sekolahsekolah di kota ini punya cara sendiri agar literasi siswa meningkat.
HALAMAN depan SD Islam Sabilillah Sidoarjo dipenuhi siswa kelas III kemarin (4/9). Satu per satu naik ke panggung. Panggung kreativitas tanpa batas, sebutannya. Beragam kreativitas ditampilkan di sana.
Hatrick Elvinito Tegar Maulana beserta rekannya dari kelas III D salah satu penampil saat itu. Tim mereka menampilkan percobaan ilmiah di atas panggung. Mereka demonstrasi mengambil koin di air tanpa basah. Caranya, sebuah lilin yang menyala diletakkan di wadah yang berisi air dan koin. Lalu, lilin tersebut ditutup dengan gelas kaca hingga apinya mati. Saat api mati, air di luar gelas akan terserap ke dalam gelas sehingga tidak ada lagi air yang menggenangi koin. Barulah koin bisa diambil tanpa basah.
Ada siswa yang menampilkan baca puisi, tari, fashion show. Ada pula yang membaca makna dari surah pendek Alquran. ”Tadi saya membaca makna surah Al-Ghsyiyah,” ucap Hisyam Abror dari kelas III E.
Wakil Kepala Kesiswaan SD Islam Sabilillah Fahrudin Dardiri menyebut, karya apa saja boleh ditampilkan di panggung kreativitas tersebut. Yakni, menghafal surah Alquran, menyanyi, membacakan puisi, dan menampilkan drama. Dengan begitu, siswa berani berekspresi dan berkarya. Kemudian, mereka tampil di atas panggung. Itu membuat mereka akan merasa lebih dihargai. ”Ini jadi wadah menampung minat bakat siswa,” ujar pria yang akrab disapa Ayung tersebut. Sebab, semua siswa punya porsi yang sama untuk berekspresi. Semua punya kesempatan tampil.
Kegiatan tersebut juga menjadi media untuk mengeksplorasi kemampuan guru dalam mentransfer ilmu kepada anak didiknya. ”Guru harus kreatif agar anak mereka bisa tampil baik,” kata pria kelahiran Sidoarjo, 16 Maret 1982, itu. Yang menarik, panggung tersebut diadakan setiap hari. Bergiliran dari kelas I sampai kelas VI. ”Hari ini (kemarin, Red) kelas III yang tampil. Ada enam kelas, dari A sampai F,” terang Ayung.
Pembelajaran literasi di sana terwujud pula dalam dua ekstrakurikuler. Yakni, writing dan membuat komik. Setiap Rabu dan Kamis, siswa belajar dua ekskul tersebut. Hasilnya, sudah tiga karya berhasil mereka terbitkan dalam bentuk buku. Yakni, buku berjudul Petualangan Dunia Camilan, Misteri Bunyi Terompet & Kupu-Kupu, dan Cincin Benang Emas. Semua diterbitkan oleh Cahaya Pustaka. ”Komik yang anak-anak buat diterbitkan bersama dengan buku itu. Jadi, di bagian belakang ada komiknya,” kata Ayung. Setiap tahun mereka selalu menerbitkan buku hasil karya siswa. (uzi/c6/ai)