HAI: Momentum Penguatan Literasi
PADA 8 September nanti, ada hajatan internasional yang dikenal sebagai International Literacy Day. Di Indonesia, momen itu disebut HAI (Hari Aksara Internasional). Pada 2017 ini, peringatan HAI memasuki usia ke-52. Meski memiliki substansi yang sangat penting, peringatan HAI tidak seramai peringatan hari besar nasional lain. Itu disebabkan masih tingginya jumlah penduduk tunaaksara dunia.
Di Indonesia sendiri (2015), tercatat angka buta aksara sekitar 5,7 juta jiwa. Kendati dari tahun ke tahun menunjukkan tren menurun, hal itu belum menggembirakan. Dari jumlah tersebut, Jawa Timur tercatat sebagai penyumbang buta aksara terbanyak nasional. Yakni, 1.458.184 orang buta aksara.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab. Pertama, kemiskinan. Pada umumnya, penduduk yang buta aksara berasal dari keluarga miskin. Untuk itu, program BOS (bantuan operasional sekolah) dari pemerintah pusat, BSM (bantuan siswa miskin) untuk SD/MI dan SMP/MTs, serta BKSM (bantuan khusus siswa miskin) untuk SMA/ MA/SMK layak diteruskan. Bahkan, perlu ditingkatkan nominalnya.
Kedua, lokasi yang sulit terjangkau. Di kabupaten/kota tertentu, tingginya angka buta aksara disebabkan lokasi yang sulit terjangkau atau wilayah 3T (terpencil, terluar, tertinggal). Untuk mengatasi persoalan tersebut, Kabupaten Sidoarjo bisa menjadi contoh. Di Sidoarjo, terdapat 11 SD/ MI atau SMP yang masuk kategori sulit terjangkau. Dua SD di antaranya diintervensi dengan program multigrade teaching, SD-SMP satu atap.
Ketiga, kurangnya motivasi belajar. Ini umumnya terjadi pada penduduk yang mayoritas telah berusia di atas 45 tahun. Di sinilah peran pengelola PK (pendidikan kesetaraan) program paket A, B, dan C harus mengena dan memiliki kemanfaatan langsung bagi warga belajar. Dengan begitu, mereka betah belajar. Untuk itulah, diperlukan inovasi dan kreativitas brilian dari para tutor dalam menyajikan pembelajaran yang menyenangkan dengan berbasis pada keterampilan fungsional.
Dalam upaya menyiapkan generasi emas Indonesia, pada momen peringatan HAI ini, hendaknya kita bertekad bersama mengurangi buta aksara. Penguatan literasi bangsa adalah sebuah keniscayaan bagi Indonesia yang ingin menggapai predikat sebagai bangsa besar nan beradab. *) Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo