Suplai Desa Kekeringan Seminggu Sekali
GRESIK – Kekeringan di sejumlah desa mulai mendapat respons. Kemarin (4/9) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik menyalurkan air bersih ke empat desa terdampak.
Empat desa itu adalah Desa Dampaan dan Lengkong, Kecamatan Cerme; serta Desa Kedungpring dan Pucung, Kecamatan Balongpanggang. Masing-masing desa digerojok 8.000 liter air. Tak pelak, kedatangan truk tangki yang mengangkut air bersih gratis disambut sukacita oleh warga.
Di Desa Kedungpring misalnya. Warga langsung berkerumun mengelilingi truk tangki. Mereka membawa jeriken, ember, dan bak untuk menampung kucuran air dari truk. ’’Alhamdulillah, akhirnya persediaan air sudah ada,” kata Nafsiah, salah seorang warga.
Warga Dusun Pilangrejo, Kedungpring, itu selama ini mendapatkan air dengan cara membeli. Air dibeli dari Desa Kedungsumber. Harga delapan jeriken air Rp 15 ribu. Namun, persediaan baru bisa aman dengan membeli dua kali pasokan. Karena itu, pengeluaran khusus membeli air Rp 30 ribu per hari. ’’Sehingga dengan pasokan air dari BPBD ini, warga sangat bersyukur,” ujar Jauharul Muttaqin, ketua RT setempat.
Kedungpring merupakan salah satu desa yang masuk peta kekeringan. Setiap musim kemarau, desa itu selalu mendapat suplai air bersih dari BPBD. Kepala Desa Kedungpring Priyono mengatakan, ada empat dusun di wilayahnya yang dilanda kekeringan. ’’Itu terjadi karena beberapa telaga sebagai sumber air sudah kering,” ucapnya.
Kepala BPBD Gresik Abu Hasan menyampaikan, penyaluran air bersih kemarin menjadi yang pertama. Selanjutnya, pendistribusian air dilakukan bertahap ke desa-desa. Setiap desa akan mendapat suplai seminggu sekali secara bergiliran. Rencananya, suplai air berlangsung hingga pertengahan Desember. ’’Ini (penyaluran air, Red) adalah solusi jangka pendek,” katanya. (mar/c6/dio)