Incar Kawasan Pintu Tol
GRESIK – Pembangunan jalan tol Surabaya–Mojokerto (Sumo) dan Krian–Legundi–Bunder (KLB) mendorong optimisme para pengembang di wilayah selatan. Proyek jalan mendorong penjualan perumahan. Mereka pun mengincar kawasan yang dekat dengan pintu tol.
Kepala Bidang Perbankan dan Kemitraan REI Gresik Adi Wisnugraha menjelaskan, rencana pengembangan perumahan di Gresik Selatan sebenarnya sudah lama ada. Gagasan itu dikeluarkan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) pada 2011. Namun, pengembang sempat pesimistis karena menganggap program tak jelas dan lelet. ”Banyak pengusaha yang menganggap sekadar wacana. Sebab, pembangunan infrastruktur untuk hunian dinilai lambat,” kata pria yang akrab disapa Didit tersebut.
Gairah pengembang, ungkap Didit, kini muncul lagi. Tepatnya setelah jalan tol mulai digarap. Ada beberapa kawasan yang paling diincar pengembang. Terutama lokasi yang jadi tempat pintu tol. Misalnya Wringinanom, Kedamean, dan Menganti. ”Dampak tol, harga tanah memang ikut naik. Namun, semangat teman-teman (pengembang, Red) lebih tinggi,” ujarnya.
Menurut Didit, proyek tol mendorong kenaikan harga cukup tinggi. Di kawasan Menganti dan Kedamean, nilai tanah sudah lebih dari Rp 2 juta per meter persegi. Saat ini, lanjut dia, pengembang berharap pembangunan jalan tol cepat tuntas. Percepatan proyek bakal lebih mendorong penjualan perumahan.
Marketing Manager PT Nanosh Realti, pengembang Bumi Persada Residence, Sri Novi Hariyati menambahkan, jalan tol jadi pendorong penjualan rumah. Ada pertumbuhan konsumen sejak Agustus 2017. Daerah dekat tol paling dibidik. ”Sebulan kami bisa menjual 40 unit rumah. Salah satu pertanyaan konsumen adalah jarak rumah dengan tol,” katanya. Menurut Novi, sebagian konsumen berstatus pekerja pabrik. Banyak yang bekerja di Surabaya. (hen/c9/dio)