Bagikan 25 Ribu Rapor Kesehatan
Untuk Siswa Tingkat SD hingga SMA
GRESIK – Para siswa di tingkat SD hingga SMA bakal punya dua rapor. Selain rapor akademik, peserta didik memperoleh rapor khusus untuk penilaian kesehatan. Kesehatan para siswa bakal terpantau secara berkala.
Hari ini (5/9) sebanyak 25 ribu eksemplar buku rapor kesehatan dibagikan ke sejumlah sekolah. Ada dua jenis buku. Yakni, buku catatan kesehatan dan informasi kesehatan. Masing-masing punya fungsi yang berbeda.
Di buku catatan kesehatan, terdapat beberapa penilaian. Misalnya, riwayat kesehatan anak. Para siswa ditanya seputar riwayat kejang hingga kelainan bawaan yang pernah dialami. Termasuk riwayat kesehatan keluarga. Baik penyakit menular maupun tidak menular.
Berbeda dengan buku informasi kesehatan. Buku tersebut menjelaskan tentang berbagai risiko kesehatan yang bisa dialami anak-anak sampai remaja. Di antaranya, kesehatan reproduksi dan infeksi menular seksual.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) dr Ummi Khoiroh menjelaskan, buku catatan kesehatan dipakai untuk memantau status kesehatan siswa. Fungsinya se- perti buku kesehatan ibu dan anak (KIA) pada ibu hamil. ”Buku informasi kesehatan untuk konseling dan edukasi,” paparnya kemarin (4/9).
Ummi mengungkapkan, buku tersebut didistribusikan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk diuji coba. Karena itu, jumlahnya terbatas. Hanya ada beberapa sekolah yang mendapat jatah buku tersebut. Khususnya sekolah yang berprestasi di bidang kesehatan dan yang punya UKS aktif. Setelah program itu berjalan, seluruh sekolah mendapat buku rapor kesehatan.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat dr Yeni Kurniawati mengungkapkan, buku itu bisa memantau kesehatan reproduksi siswa sejak dini. Khususnya bagi siswa putri. ”Jika ada masalah, bisa segera ditangani,” terangnya.
Yeni mencontohkan kasus anemia. Murid perempuan kerap mengalami masalah kekurangan darah. Terutama bagi murid yang memasuki usia pubertas dan sudah menstruasi. Hal itu bisa meningkatkan risiko pendarahan ketika hamil nanti. ”Karena itu, pemantauan sejak dini perlu dilakukan,” jelasnya. ( adi/c7/dio)