Jawa Pos

SMS Penghancur Rumah Tangga

-

NADA telepon seluler berbunyi singkat. Bunyi tersebut menandakan bahwa ada pesan singkat atau SMS (short message service) yang masuk. Suara itu berasal dari dalam kamar tidur. Suyana (nama samaran) bergegas masuk ke kamar untuk mengambil ponsel suaminya. Rasa penasaran menyelimut­i. ’’Saya shock. Ternyata dugaan selama ini benar,’’ kata janda berusia 32 tahun tersebut.

SMS itu berasal dari seorang perempuan yang menyapa mesra suaminya. Isi pesan tersebut membuat air matanya runtuh. Emosinya memuncak ketika mengetahui bahwa suaminya berselingk­uh. Hatinya semakin gundah saat suaminya terus berkelit. Mulai alasan teman, rekan kerja, sampai saudara.

Suyana pun lantas berusaha mencari informasi dengan mengintero­gasi teman-temannya. Namun, tidak pernah ada jawaban yang jelas. Di sisi lain, rasa sakit kian membesar. Suyana tidak tahan menderita. Garagara itu, perempuan asli Bungah tersebut jatuh sakit. Badannya semakin kurus. Agustus 2016 dia memutuskan mengajukan cerai. ’’Saya tak kuat. Apalagi sebelumnya sering disakiti,’’ ucapnya yang menikah pada 2008.

Suaminya ternyata bukan orang yang jujur. Harta keluarga ludes tidak jelas. Utangnya menumpuk. Suyana hanya bisa menangis. Sebelumnya, mereka tiga kali pindah kontrakan gara-gara kehabisan duit.

Pasca perceraian, Suyana berusaha bangkit. Dia sadar bahwa hidup harus terus berjalan. Beruntung, dia masih memiliki orang tua yang mendukung keputusann­ya. Dia juga mendapat motivasi dari orang yang membesarka­nnya untuk membuka usaha. Perempuan lulusan SMA itu bekerja di biro perjalanan serta merintis usaha. ’’Bekerja keras bisa melupakan kesedihan,’’ katanya.

Kini Suyana sukses menjadi pengusaha jasa katering. Dia pun memutuskan tidak menikah. Masih ada luka yang membekas di hatinya. ’’Laki-laki bukan paling utama. Masih ada orang tua yang mendamping­i,’’ paparnya.

Sementara itu, Mimi (nama samaran) harus mengikhlas­kan rumah tangga yang dibangunny­a pada 2007 tersebut berakhir pada tahun lalu. Tepat pada April 2016, dia resmi menyandang status janda dengan tiga anak yang masih bersekolah di tingkat SMP dan SD.

Jika ditanya kisah mengenai pernikahan­nya yang gagal, perempuan 32 tahun itu masih bisa mengingat semua hal dengan jelas. Saat menikah dengan Gugun, Mimi begitu jatuh hati. Namun, saat hidup bersama dalam satu atap, Mimi merasa suaminya tersebut mulai overprotek­tif.

’’Hampir lima tahun pertama pernikahan itu, aku dikurung di rumah,’’ ujarnya.

Mimi juga kewalahan melayani kebutuhan biologis sang suami. Betapa tidak. Dalam sehari, Gugun bisa tiga kali meminta berhubunga­n badan dengannya. ’’ Udah kayak minum obat gitu. Pagi, siang, malam. Siang hari pas istirahat kerja, dia pulang terus minta begituan. Tapi, ya gitu, seringnya berakhir nggak menyenangk­an,’’ terangnya. (hen /hay/c22/c15/dio)

 ?? DAVID PRASTYO/JAWA POS ??
DAVID PRASTYO/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia