Kepala Macan Itu pun Dibuat dari Spons Bekas Kursi
Barang bekas sering dianggap tak berguna. Tapi, oleh para pemuda Lingkungan Kreongan Atas, barang itu dimanfaatkan menjadi reog.
TAK ada yang menyangka bila reog Singo Cemara itu dibuat dari ijuk sapu, ekor sapi, dan barang bekas rumah tangga lainnya. Sebab, semua sudah dimodifikasi seperti reog aslinya.
Ijuk yang menyerupai bulu merak dan ekor sapi menjadi rambut kepala barongan. Semua itu dibuat secara sederhana oleh para pemuda Lingkungan Kreongan Atas, Kelurahan Kreongan, Kecamatan Patrang. Keterbatasan sarana tidak membuat mereka berhenti berkreasi. Mereka terus berupaya mencari barang-barang bekas untuk dijadikan reog.
”Sekarang ada dua reog yang dibuat pemuda sini,” kata Imam Ghozali, koordinator kerajinan Reog Singo Cemara.
Reog itu bukan seperti reog Ponorogo, tetapi reog Singo Cemara rasa pendhalungan. Sebab, ada karakter tersendiri. Tidak perlu mengeluarkan biaya mahal karena menggunakan bahan seadanya. ”Aslinya menggunakan dadak merak,” ucap Imam.
Sekarang reog itu, lanjut dia, banyak dipinjam oleh berbagai kalangan untuk kegiatan. Terutama saat pelaksanaan Agustusan untuk memperingati HUT RI.
”Banyak yang datang untuk pinjam, minggu depan sudah dipesan kelurahan di Patrang untuk tampil,” ungkap Imam yang juga pegawai SMKN 3 Jember.
Padahal, Imam beserta kawankawannya hanya ingin belajar berkesenian, membuat kerajinan reog, bukan untuk dikomersialkan. Karena itu, ketika ada permintaan menggunakan reog, mereka pun memberikannya.
Kreativitas kerajinan reog tersebut berawal ketika mereka melihat kesenian reog diakui oleh negara lain, Malaysia. Saat itulah, mereka ingin menjaga warisan budaya tersebut. ”Awalnya ingin beli, tapi harganya mahal, mulai dari Rp 25 juta hingga Rp 50 juta,” jelas Imam.
Tentu saja, mereka tidak memiliki dana sebesar itu. Akhirnya, mereka sepakat untuk membuat reog sendiri dengan alat seadanya.
Waktu itu, mereka, jelas Imam, mengumpulkan bekas sapu yang tidak terpakai. Setelah terkumpul, bekas sapu tersebut dirakit dan dijadikan bagian dasar reog.
Memang tak mudah. Mereka beberapa kali menemui kegagalan. Awalnya menggunakan gabus, tetapi mudah patah. Lalu pindah ke spons, hasilnya sama.
”Hingga akhirnya pakai jaring sebagai alat untuk melekatkan ijuk itu,” terangnya.
Setelah tertata rapi, lanjut Imam, ijuk tersebut diwarnai menjadi seperti bulu merak. Hasilnya mirip reog asli yang memakai
dadak merak. ”Merakitnya butuh waktu sebentar karena dilakukan bersama-sama,” imbuhnya.
Kepala barongan juga dibuat dari alat yang sederhana. Pertama, mereka menggunakan bambu sebagai rangka kepala, tetapi tidak berhasil karena mudah patah. Hingga akhirnya memakai besi agar lebih kuat. ”Besinya kecil sehingga tidak berat,” tambahnya.
Kepala berbentuk macan itu pun berbahan spons bekas kursi. Kemudian, dilukis menyerupai kepala macan. Uniknya, rambut untuk kepala tersebut terbuat dari buntut sapi yang didapat dari berbagai tempat jagal. ”Itu bisa minta di mana saja karena gratis,” tutur Imam.
Tidak dibutuhkan waktu lama untuk membuat reog dari bahan bekas tersebut. Sekitar satu bulan, reog itu sudah bisa dipakai. Setelah jadi, reog tersebut menjadi kebanggaan anak muda dan warga sekitar.
Bahkan, mereka tertarik untuk terus belajar kesenian. (*/hdi/c6/diq)