Jawa Pos

Hidupkan PJU

-

PENERANGAN menjadi hal penting buat desa kami. Apalagi kalau letaknya di jalan tembusan antara desa satu dan yang lain. Beberapa hari lampu penerangan jalan umum (PJU) di jalan tembusan dari Desa Jatikalang ke Desa Jati Alun-Alun mati. Tepatnya, arah ke Makam Mbah Dhemang, yang mbabat alas desa. Apa tidak ada survei? Bagaimana penanganan­nya? Didik Kuswantoro Kades Jatikalang, Prambon

PADA dasarnya tidak ada lampu penerangan jalan umum (PJU) yang tidak penting. Semua lampu PJU diadakan untuk kepentinga­n masyarakat. Diletakkan di titik mana saja, pasti ada alasannya. Nomor satu pasti keamanan ketika melintas. Jadi, tidak ada alasan lebih penting mana. Kami tegaskan semua PJU menjadi prioritas. Kami sebisa mungkin menjaga fungsi yang melekat di fasilitas PJU.

Jika ada keluhan lampu PJU mati, tidak berarti kami tak menghirauk­an. Bukan juga karena alasan tidak tahu. Sebenarnya, setiap hari ada tim lapangan yang bertugas di wilayah-wilayah. Setiap hari pula ada laporan dari mereka. Misalnya, lampu di titik A mati. Kemudian, lampu di wilayah B perlu diganti. Bahkan, mereka juga melaporkan jika ada keluhan warga tentang perlunya penambahan PJU.

Problem PJU mati itu banyak lho. Kalau hanya korslet dan bisa ditangani di tempat langsung, ya pasti kelar hari itu juga. Jadi, bisa saja laporan berbunyi ada PJU mati di titik C dan sudah selesai ditangani. Tetapi, ada pula problem PJU yang tidak bisa ditangani dalam waktu dekat.

Misalnya, harus ganti travo. Lampu yang mati membutuhka­n 750 watt, tapi stok kami tinggal 250 watt. Nah, kan perlu pengadaan terlebih dahulu. Di Desa Jatikalang, Prambon, laporannya sudah masuk. Tapi, ada kendala butuh penggantia­n yang belum bisa kami tangani dengan segera. Meski begitu, saya berterima kasih karena sudah aktif melapor. Tenang saja! Pasti kami tangani secepatnya setelah alatnya siap. Heksa Widagdo Kabid Pertamanan dan PJU Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia