Jawa Pos

Bukan Kesetrum HP

-

SEBUAH foto pria sedang bersimbah darah tersebar di media sosial. Sekujur punggung pria itu penuh lubang kecil dengan darah bercucuran. Pria itu disebut meninggal karena kesetrum setelah mendengark­an musik sambil mengisi daya ponsel.

Foto pria bersimbah darah tersebut di- posting pemilik akun Facebook Nilaariefs­usilo Susilo. Status yang ditulis membuat merinding yang membacanya. Begini bunyinya, ’’ Peringatan buat kita semua. Lagi-lagi korban akibat pake hape sambil nge

cas. Bantu aminkan… dan share sebanyak banyaknya agar jd pelajaran bagi kita… Pria ini meninggal akibat menggunaka­n hp sambil dengar musik pakai handset sambil di- cas dan ketiduran. Arus listrik masuk melalui telinga sampai ke sekujur tubuh nya dan meletup letup sampai membentuk lubang2 di seluruh tubuh nya…’’

Ternyata informasi tersebut hoax. Pria dalam foto itu bukan meninggal karena kesetrum ponsel. Dia terkapar karena tembakan pellet gun atau air gun. Peristiwan­ya terjadi di India. Foto yang sama dimiliki Kashmir

Global, situs berita tentang wilayah Kashmir. Melalui akun Twitter- nya,

Kashmir Global mem- posting foto tersebut pada 21 Oktober 2015. Cap

tion-nya, ” Youth injured in #Bijbehara South #Kashmir today by Indian forces. Indian forces fire pellet gun shots on protesters’’. Bukan hanya Kashmir Global, sejumlah website maupun blog yang berasal dari India juga memuat informasi yang sama. Foto pria yang ditembaki dengan pellet gun juga bukan satu. Ada beberapa korban lain yang berjatuhan dengan kondisi luka hampir sama. Bolong-bolong di sekujur tubuh.

Sebagaiman­a diketahui, Kashmir merupakan wilayah persengket­aan antara pemerintah India, Pakistan, dan gerilyawan Kashmir. Protes-protes oleh warga kerap mewarnai konflik Kashmir. Pasukan keamanan India sering kali menggunaka­n pellet gun dalam menghadapi para pendemo.

Setelah jatuh korban cukup banyak, penggunaan pellet gun mulai diprotes. Kementeria­n Dalam Negeri India akhirnya menyatakan pellet gun hanya digunakan sebagai upaya terakhir. Senjata untuk pengendali­an massa kemudian dialihkan ke bubuk cabai.

Amnesty Internasio­nal India pun sempat melayangka­n protes atas pengunaan pellet gun. Melalui akun resminya, lembaga itu menyebutka­n bahwa ratusan orang telah terluka, bahkan banyak yang buta, akibat penggunaan senjata pellet gun oleh pasukan keamanan di Kashmir dalam beberapa pekan terakhir. Tulisan itu dipublikas­ikan pada 4 Agustus 2016.

Sementara itu, terkait dengan sengatan listrik dalam informasi tersebut, anggota tim pengembang­an kendaraan listrik asal ITS Yoga Uta Nugraha punya pandangan berbeda. Menurut dia, semua kegagalan pada sistem perangkat elektronik pasti ada. Tapi, setiap perangkat ponsel biasa maupun smartphone saat ini sudah dibekali dengan galvanic insulation.

’’Secara sederhana, peranti tersebut mengisolas­i tegangan tinggi (220 VAC) dan tegangan rendah (5–12 VDC). Sehingga, jika terjadi kegagalan pada sistem charger tegangan tinggi tidak akan memengaruh­i sistem tegangan rendah,’’ jelas pria yang terlibat pengembang­an sepeda motor listrik Gesits itu.

Jadi, ketika terjadi kerusakan pada charger, arus listrik tidak akan tersalurka­n ke smartphone. Sebab, listrik yang mengalir ke smartphone tetap berteganga­n rendah. (gun/c19/eko)

 ??  ?? PERBANDING­AN: Foto atas, salah satu akun yang mengunggah foto pemuda dengan punggung penuh luka berbentuk lubang. Foto yang diunggah pada 3 September 2017 itu dilengkapi keterangan korban pake HP sambil ngecas. Foto yang sama diunggah situs berita...
PERBANDING­AN: Foto atas, salah satu akun yang mengunggah foto pemuda dengan punggung penuh luka berbentuk lubang. Foto yang diunggah pada 3 September 2017 itu dilengkapi keterangan korban pake HP sambil ngecas. Foto yang sama diunggah situs berita...
 ?? ILUSTRASI WAHYU KOKANG/JAWA POS ??
ILUSTRASI WAHYU KOKANG/JAWA POS
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia