Infrastruktur Pangkas Biaya Tinggi
Menggapai target pertumbuhan ekonomi tinggi memang bukan perkara gampang. Selain butuh dana investasi yang melimpah, juga harus didukung infrastruktur yang lengkap. Faktor krusial lagi adalah terciptanya iklim ekonomi global dan domestik yang kondusif.
Untungnya, ketika aliran investasi tak begitu deras dan perekonomian global sedang lesu darah, pembangunan infrastruktur berlangsung relatif cepat. Salah satunya pembangunan jalan bebas hambatan trans-Jawa yang selama beberapa tahun terhambat kini sudah menunjukkan progres menggembirakan.
Laporan teranyar menyebutkan tahun ini ada sepuluh ruas jalan tol trans-Jawa yang beroperasi. Tiga di antaranya menghubungkan Surabaya sampai Kertosono. Dengan begitu, pada 2017 total ada 379,2 km tol yang dioperasikan. Jika dikalkulasikan dengan panjang tol yang telah beroperasi pada 2016, jumlahnya menjadi 555,2 km.
Akses yang kian mudah dan cepat setelah adanya tol tentu dapat meningkatkan efisiensi. Ekonomi biaya tinggi gara-gara macet pun sudah tereduksi. Distribusi barang dan jasa yang selama ini tersendat bisa mengalir lancar sehingga memangkas biaya produksi.
Agar lebih optimal, pemerintah daerah perlu menyambut jalan bebas hambatan itu dengan membangun interkonektivitas ke pusat-pusat industri atau pusat pariwisata. Jangan sampai pemda terlambat memanfaatkan momentum positif itu dalam perencanaan pembangunan mereka. Sebab, bila semua berjalan lancar, tol trans-Jawa akan tersambung dari Merak hingga Banyuwangi pada akhir 2019.
Ketika infrastruktur sudah siap, kita tinggal memetik hasilnya manakala perekonomian global sudah pulih. Infrastruktur yang lengkap bakal memikat investor yang dengan mudah mengucurkan dana segar ke tanah air.
Dibandingkan dengan negara jiran, Indonesia punya banyak kelebihan. Misalnya, sumber daya alam dan manusia yang melimpah serta pasar domestik yang sangat besar. Dengan dukungan infrastruktur yang kuat, bakal lebih mudah lagi target menggapai pertumbuhan tinggi. (*)