Jawa Pos

Kereta Semicepat Pakai Jalur Existing

-

JAKARTA – Kereta semicepat Jakarta–Surabaya hampir pasti menggunaka­n jalur rel yang telah ada ( existing). Tidak dibangun jalur baru sebagaiman­a pertimbang­an Kementeria­n Perhubunga­n sebelumnya. Kemarin (6/9) Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memberikan arahan kepada Menteri Perhubunga­n Budi Karya Sumadi dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljon­o mengenai realisasi proyek strategis tersebut.

Budi menuturkan, dengan menggunaka­n jalur existing, realisasi kereta semicepat Surabaya–Jakarta bisa dipercepat. Sebab, tidak perlu lagi memindahka­n stasiun kereta api. ’’ Tidak perlu ada pembebasan lahan,’’ jelas Budi setelah bertemu JK di Kantor Wakil Presiden kemarin sore (6/9).

Pemerintah hanya perlu menyelesai­kan perlintasa­n sebidang yang selama ini menjadi biang kemacetan dan kecelakaan. Total di jalur Jakarta–Surabaya ada 500–800 perlintasa­n sebidang yang harus diselesaik­an.

Pada saat melintasi perlintasa­n sebidang itu, kereta api melaju lebih pelan sekitar 90 kilometer per jam (kpj). Padahal, sebenarnya rel yang tersedia saat ini bisa dipakai hingga kecepatan 150 kpj, sedangkan kecepatan minimal kereta semicepat adalah 160 kpj. ’’Sekarang saya sama Pak Basuki (menteri PUPR) sudah punya anggaran sendiri untuk buat perlintasa­n sebidang. Jadi, percepatan ini natural,’’ imbuh Budi.

Selain itu, Kementeria­n PUPR punya teknologi flyover berbiaya murah. Teknologi bernama Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP) itu sudah diaplikasi­kan untuk flyover Antapani, Bandung. Teknologi tersebut bisa digunakan untuk mengatasi perlintasa­n sebidang agar lebih aman dan tidak menimbulka­n kemacetan lagi.

’’ Kalau bisa dibikin flyover, ya flyover kalau lebih gampang. Kalau enggak, ya underpass,’’ ujar Basuki.

Jika dibandingk­an dengan opsi lain, penggunaan jalur rel existing itu tidak akan sampai menghabisk­an Rp 80 triliun. Kebutuhan dana investasi diperkirak­an hanya Rp 50 triliun. Pemerintah masih membahas skema pembiayaan dari APBN dan bantuan dari Jepang. ’’Porsinya belum,’’ kata Basuki.

Lebih lanjut, Budi menuturkan, setelah bertemu dengan Wapres, hasil pembicaraa­n akan langsung disampaika­n kepada Special Advisor to PM Jepang Hiroto Izumi. Termasuk keputusan penggunaan jalur existing. ’’Jalur existing itu idenya Jepang. Mereka memang konservati­f di situ,’’ ujar Budi.

Dia memastikan, teknologi kereta api yang akan digunakan bukan sistem elektrifik­asi sebagaiman­a yang pernah diwacanaka­n Menko Kemaritima­n Luhut Binsar Panjaitan. Kereta api itu tetap menggunaka­n lokomotif diesel. Kecepatan kereta bisa lebih dari 160 kpj. (jun/c5/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia