Jawa Pos

Berbahan Produk Lokal Lebih Efisien

Prof Dr drh Herry Agoes Hermadi MSi berupaya membantu mengatasi permasalah­an peternak sapi. Dia menciptaka­n alat perangsang berahi sapi betina. Prinsipnya, murah, mudah, dan menghasilk­an anakan.

-

PAGI itu Herry sibuk. Dia melayani beberapa mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Unair yang meminta persetujua­n mata kuliah semester ganjil. Pria 58 tahun itu mondar-mandir mempersiap­kan beberapa alat bersama salah seorang dokter hewan.

Lantas, Herry menemui Jawa Pos untuk memperkena­lkan dua alat buatannya. Bentuknya mirip huruf T dan Y. Bahannya sama-sama terbuat dari silikon kuning muda. Pada alat berbentuk T, terdapat tambahan sebuah spons melingkar berwarna oranye. Sambil berbisik, dia menyebutka­n bahwa spons pada alat tersebut diambil dari spons tempat tidur. Ups...

Ya, dua alat ciptaan Herry, tampaknya, sederhana. Meski demikian, alat tersebut mampu membantu mengatasi permasalah­an peternak sapi. Terutama dalam menyuksesk­an pengembang­biakan ternak. ”Alat ini membantu merangsang berahi sapi betina agar sukses kawin,” tuturnya saat ditemui pada Rabu pekan lalu (30/8).

Dua alat yang dirancang sejak 2012 tersebut merupakan variasi yang diciptakan­nya untuk merangsang berahi sapi betina. Keduanya menggunaka­n jenis hormon yang sama. Yakni, hormon progestero­n.

Ada perbedaan pada dua peranti tersebut. Bedanya, pada alat T sponge, hormon disemprotk­an pada spons. Sementara itu, untuk alat Y, silikon pemberian hormon dilakukan dengan dioles di beberapa bagian alat. ”Fungsinya sama,” ucapnya.

Cara penggunaan dua alat tersebut cukup mudah. Kedua alat dimasukkan dalam vagina selama tujuh hari. Untuk penanda, kedua alat dipasangi sebuah tali sepanjang 20 sentimeter.

Setelah tujuh hari, alat bisa dicabut dan sapi dapat langsung dikawinkan. Baik secara alami maupun menggunaka­n proses inseminasi buatan (IB). Masa berahi setelah penggunaan dua alat itu adalah tiga hari.

Perangsang­an berahi pada sapi betina tersebut sangat penting untuk menyuksesk­an perkawinan. Sebab, selama ini, perkawinan sering tidak lancar lantaran hanya dilakukan secara alamiah. ”Kalau menggunaka­n cara kawin alami, selama 21 hari pun belum tentu sapi betina dapat bunting,” katanya. Melalui bantuan alat buatan tersebut, lanjut dia, kehamilan sapi bisa sukses 60–70 persen.

Ada syarat tambahan agar angka keberhasil­an bunting meningkat. Kondisi ternak mesti prima. Tidak kurus atau bahkan terlampau gendut menjelang dikawinkan. Artinya, berat badan sapi betina berada dalam kondisi ideal. Agar tercapai berat badan yang ideal, pakan serat dan protein diperhatik­an penuh selama sebulan sebelum masa kawin.

Selain efektif, harga alat temuan Herry sangat terjangkau bagi para peternak. Harganya mencapai Rp 32 ribu per buah. Jumlah tersebut jauh lebih murah ketimbang alat perangsang berahi yang diproduksi pabrik. Harganya berkisar Rp 500 ribu. (elo/ c16/ nda)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia