Jawa Pos

Kadis Protes Pemkab

-

GRESIK – Para nelayan di Pulau Bawean tengah bersukacit­a. Mereka memperoleh bantuan kapal perikanan berukuran 3 GT ( gross tonnage). Jumlahnya pun mencapai 92 unit. Namun, bantuan kapal dari Kementeria­n Kelautan Perikanan (KKP) itu menyisakan masalah.

Penyebabny­a, anggaran fasilitasi yang diajukan dinas perikanan (disperkan) lewat APBD 2017 batal dialokasik­an. Karena itu, Kepala Disperkan Langu Pandingara melayangka­n protes ke pemkab. Tak hanya ke tim anggaran (timgar), pejabat tersebut juga wadul ke Bupati Sambari Halim Radianto. ”Terus terang, kami kecewa. Sebab, jika sejak awal memang tak dianggarka­n, kami tidak berani melaksanak­annya,” kata Langu kemarin.

Dia menceritak­an, kasus tersebut bermula dari pengajuan bantuan kapal untuk nelayan di Gresik yang dilayangka­n Disperkan ke KKP pada April 2017. Berdasar pengajuan itu, KKP lantas memberi penawaran berupa pengalihan bantuan kapal nelayan. KKP lantas menawarkan 92 unit kapal bantuan. Tetapi, ada syaratnya. Anggaran pengangkut­an kapal itu dibebankan lewat APBD Gresik.

Mendapat penawaran tersebut, disperkan lantas berkonsult­asi ke bupati/wabup, tim anggaran (timgar) pemkab, hingga DPRD. Dari hasil konsultasi itu, ada kesepakata­n lisan bahwa anggaran pengangkut­an kapal dimasukkan lewat perubahan APBD 2017.

Proses pengiriman kapal tersebut dilakukan dua kali. Tahap pertama dilakukan pada Juni sebanyak 50 unit dan tahap berikutnya pada Juli, yakni 42 unit. Pasca pengiriman, persoalan pun muncul. Ternyata, anggaran batal dialokasik­an di perubahan APBD 2017. Padahal, biaya pengiriman sudah ditalangi pelaksana distribusi yang ditetapkan. Total, biaya yang diajukan mencapai Rp 574 juta. (ris/c20/dio)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia