Persiapan Semrawut, Tetap Bidik 2 Besar
Indonesia Berkekuatan 196 Atlet di APG 2017
JAKARTA – Sekitar 196 atlet difabel Indonesia tengah menjalani persiapan akhir menuju ASEAN Para Games (APG) yang berlangsung di Kuala Lumpur pada 17–23 September 2017. Namun, belakangan, isu tak sedap muncul terkait persiapan yang kurang maksimal.
Misalnya, gaji dan pengajuan anggaran pemberangkatan dari National Paralympic Committee (NPC) yang terlambat. Secara psikis, situasi itu cukup memengaruhi persiapan para atlet.
Namun, Chef de Mission ( CdM) kontingen Indonesia Bayu Rahadian menerangkan, timnya masih cukup realistis untuk mempertahankan posisi kedua yang diraih dua tahun lalu di Singapura. ’’Saat ini, ada tiga negara yang punya kans besar. Yakni, Thailand, tuan rumah Malaysia, dan Indonesia,’’ katanya kepada Jawa Pos kemarin (8/9).
Indonesia menurunkan 196 atlet pada sebelas cabang olahraga (cabor). Total ada 16 cabor yang dipertandingkan. Po- ten si medali masih terbuka lebar di nomor individual.
Berkaca pada hasil dua tahun lalu, Indonesia mendulang 81 medali emas, 74 perak, dan 63 perunggu. Indonesia tertinggal oleh Thailand yang mengemas 95 medali emas. ’’Tahun ini, hitungan kami, kontingen Indonesia bisa mengamankan setidaknya 90 emas,’’ ujar Bayu.
Selama enam bulan terakhir, atlet memang menjalani latihan dengan keterbatasan. Alat-alat yang belum terdistribusi dengan lancar juga menjadi catatan penting buat Bayu.
’’Hari ini mulai didistribusikan. Paling lambat besok (hari ini, Red) harus diterima atlet,’’ terang pria yang juga pejabat di Kemenpora tersebut.
Persoalan lain datang dari cabor paracycling. Cyclist M. Fadli yang tengah mempersiapkan diri harus terbentur dengan prosedur organisasi. Sebab, selama ini, Fadli berada di bawah pantauan PB ISSI. Sementara itu, dukungan anggaran menuju APG ditangani langsung oleh NPC. ’’Inilah yang perlu diurai. Kami segera selesaikan dan panggil pihak yang berkepentingan,’’ tutur Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto. (nap/c18/ady)