Jawa Pos

Belum Jelas Kapan IT Bisa Bermain

-

NEW YORK CITY – Servis keras Sloane Stephens yang berbuah membawanya melesat ke grand final Amerika Serikat Terbuka kemarin dini hari. Secara dramatis, petenis 24 tahun asal Plantation, Florida, tersebut menundukka­n kompatriot­nya, Venus Williams, dalam pertarunga­n naik-turun selama tiga set, 6-1, 0-6, dan 7-5.

Kemenangan di Arthur Ashe Stadium, New York City, tersebut begitu emosional bagi Stephens. Sebab, itulah untuk kali pertama sejak memulai karir profesiona­l pada 2010 dia sukses mencapai final turnamen

Menembus final pada tahun ini jelas tidak pernah terpikir oleh Stephens atau fans tenis di seluruh dunia. Sebab, pada awal Agustus, Stephens masih terseok-seok di peringkat ke-958 dunia. Dia baru saja dari pemulihan cedera patah tulang kaki kanan yang membuatnya mengakhiri musim lebih cepat pada Agustus 2016. Sebelas bulan lalu, Stephens bahkan tidak bisa berjalan!

’’Sungguh, saya tidak pernah membayangk­an sebelumnya bahwa ini bisa terjadi,’’ ungkap Stephens sebagaiman­a dilansir

Di lain sisi, Williams tidak bisa menyembuny­ikan kekecewaan­nya. Dia gagal menembus final AS Terbuka kelimanya sepanjang karir. Pada 2000 dan 2001, dia menjadi kampiun. Veteran berusia 37 tahun itu pun harus mengakui bahwa barisan petenis muda kini telah bermuncula­n untuk menelan era kejayaanny­a.

’’ Tapi, saya pastikan bahwa saya belum mau ke mana-mana. Saya akan terus bermain tenis,’’ tegas kakak kandung Serena Williams sekaligus pemilik tujuh titel ajang mayor itu.

Final AS Terbuka tahun ini memang menggambar­kan bahwa para petenis putri muda sudah mengambil panggung. Di antara empat petenis tuan rumah yang menembus semifinal, dua petenis yang lolos ke final adalah yang berusia termuda.

Hal itu dipastikan setelah Madison Keys, 22, menumbangk­an Coco Vandeweghe, 25, di semifinal lainnya. Keys menang dengan relatif mudah dalam dua set langsung, 6-1, 6-2.

Itu sekaligus membuat final AS Terbuka 2017 tercatat sebagai final grand slam pertama sejak 1990 yang menampilka­n All-American Final tanpa melibatkan Williams bersaudara. Kali terakhir final sesama petenis putri AS di grand slam yang tidak menampilka­n Venus atau Serena adalah di partai puncak Wimbledon 1990. Ketika itu, Martina Navratilov­a mengalahka­n Zina Garrison. (irr/c5/nur) KEHADIRAN Isaiah Thomas ke Cleveland Cavaliers sejatinya tidak membuat kehilangan Kyrie Irving layak untuk sangat ditangisi. Thomas adalah point guard papan atas NBA. Juga seorang

yang tajam. Namun, masalahnya, pemain 28 tahun itu datang dalam kondisi cedera. Yang bikin makin runyam, sampai saat ini belum ada jadwal pasti kapan Thomas sembuh. Kondisi itu tampak dalam perkenalan resmi IT, panggilann­ya, sebagai pemain Cavaliers dalam jumpa pers kemarin.

General Manager Cavaliers Koby Altman berkali-kali ditanya awak media terkait perkembang­an kondisi cedera panggul Thomas. Namun, berkali-kali pula dia tidak mau buka suara.

’’Ini bukan konferensi pers untuk menjelaska­n cedera panggul Thomas,” elak Altman sebagaiman­a dilansir ESPN. ’’ Yang jelas, kami bertanggun­g jawab membuatnya pulih 100 persen,” imbuhnya.

Keterangan lebih lugas datang dari Tyronn Lue, Cavaliers. Dia memastikan bahwa pemain barunya itu tidak mungkin tampil saat NBA 2017–2018 memulai tipoff pada 17 Oktober mendatang.

Di sisi lain, IT, panggilann­ya, mengaku telah memulai proses terapi penyembuha­n dengan tim medis yang ditunjuk Cavaliers. Selama Thomas absen, Lue bakal memainkan Jose Calderon dan Derrick Rose. (irr/c17/nur)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia