Mencegah sebelum Terlambat
Lima tahun lalu BNNP Jatim membentuk kader penyuluh antinarkoba di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Kader itu lanjut jadi komunitas hingga resmi sebagai UKM. Mereka fokus memerangi narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif (N
KOMUNITAS tersebut awalnya bernama Ikatan Penyuluh Antinarkoba (IKPAN). Setelah berubah menjadi UKM, nama tersebut tetap digunakan. Meski baru setahun beralih status, UKM IKPAN memiliki segudang kegiatan yang tujuannya satu. Yakni, mencegah generasi muda mendekati barang haram seperti narkoba.
Saat ditemui Jawa Pos kemarin (8/9), para anggota IKPAN tengah merekrut anggota baru. Para mahasiswa baru yang tertarik mengikuti UKM tersebut bisa mengambil formulir pendaftaran di stan mereka di depan masjid kampus.
Syaratnya mudah. Pertama, mereka tentu harus punya komitmen kuat antinarkoba. Kedua, mengikuti orientasi kader baru (OKB). Yakni, pelatihan yang diselenggarakan BNNP. Kemudian, mengenali jenis-jenis narkoba dan belajar menjadi kader yang baik. Ketika akan menjadi pengurus, para anggota harus melalui dua tahap kegiatan. Yaitu, latihan dasar kepemimpinan dan latihan kepengurusan.
Ketua UKM IKPAN UINSA Jakfar menuturkan, ada agenda rutin yang dilakukan dengan BNNP. Salah satunya, membentuk forum group discussion (FGD) untuk membahas bahaya narkoba dan cara pencegahannya. ’’Kami juga melakukan penyuluhan ke masyarakat dan sekolah-sekolah,’’ tuturnya.
Bukan hanya itu, para anggota IKPAN juga melaksanakan kegiatan abdi masyarakat. Agustus lalu, misalnya. Mereka ke Pamekasan, Madura, selama 10 hari. Wilayah tersebut dipilih karena termasuk zona merah BNNP.
Bagi anggota IKPAN, kesempatan bertemu pecandu narkoba secara langsung sangat langka. Terlebih bisa terlibat dalam proses penyembuhannya. Kesempatan tersebut pernah dirasakan Jakfar.
Menurut dia, tidak mudah mendekati para pecandu. Secara psikis, mereka berbeda dengan orang normal. Lebih mudah marah dan sensitif. Apalagi jika ada orang yang mengajak mereka untuk insaf. Ancaman pun sudah biasa diterima.
Dengan dibantu seorang teman lainnya, Jakfar bisa tetap mempertahankan keberadaannya di tengah-tengah para pecandu. Jakfar harus berpurapura tertarik dengan benda haram tersebut. Saat pecandu mulai terbuka, Jakfar menyisipkan nasihat. ’’ Tapi tidak bisa langsung, harus pelanpelan,’’ tuturnya.
Lama-kelamaan si pecandu ingin berubah. Dia mulai menanyakan cara ikut rehabilitasi. Sebagai kader, Jakfar pun memberikan masukan. Upaya itu pun membuahkan hasil. Meski belum benarbenar sembuh, si pecandu mulai mengurangi penggunaan narkoba. ’’Semoga dia bisa benarbenar sembuh total,’’ ungkapnya.
Selain narkoba, anggota IKPAN menunjukkan kepedulian terhadap penderita HIV/AIDS. Setiap Hari AIDS para anggota IKPAN mengunjungi yayasan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Sebelumnya, mereka mengumpulkan dana sumbangan dari warga kampus. Dana yang terkumpul langsung disumbangkan ke yayasan tersebut. (ant/c15/ano)