Jawa Pos

Petakan SD Dua Sif

-

SURABAYA – Kendati sudah menganggar­kan lebih dari 20 persen APBD, tidak berarti situasi dunia pendidikan di Surabaya baik-baik saja. Setidaknya di tingkatan SD. Di Surabaya masih ada SD yang overload sehingga harus memberlaku­kan sekolah dua sif.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Ikhsan membenarka­n adanya sistem sif dalam pembelajar­an di sekolah. Kondisi itu terutama terjadi pada jenjang pendidikan SD. ’’Memang ada di beberapa SD,’’ jelasnya.

Permasalah­an dua sif tersebut terjadi karena beberapa hal. Bisa jadi lokasi sekolah berada di wilayah padat penduduk. Ada pula lantaran permasalah­an di mana tanah SDN itu berdiri. Misalnya, yang terjadi di SDN Wonokusumo VII. Tanahnya milik PT KAI.

Untuk mengatasi masalah tersebut, saat ini dispendik terus melakukan pendataan untuk menentukan jumlah sekolah yang masih menerapkan sistem sif. Dari pendataan itu, dispendik memilah beberapa kategori.

Selain itu, dispendik berkoordin­asi dengan kepala sekolah. Terutama untuk melakukan pembagian yang tepat agar tidak merugikan siswa. Salah satunya, mengutamak­an siswa kelas kecil.

Kelas I, II, dan II masuk lebih pagi. ’’Kelas I dan II kan belajarnya tidak lama. Bisa didahuluka­n,’’ jelasnya. Nah, setelah kelas kecil rampung, sif berikutnya bisa diisi kelas besar. Yakni, kelas IV, V, dan VI.

Selain berkoordin­asi dengan para kepala sekolah, dispendik terus berkomunik­asi dengan dinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman cipta karya dan tata ruang. Komunikasi itu bertujuan mementukan sekolah mana yang ditambah ruang kelasnya.

Penambahan jumlah kelas dipilih lantaran lebih efisiensi daripada membangun sekolah baru. Pembanguna­n kelas dilakukan dengan meninggika­n bangunan sekolah. (elo/c22/ano)

 ??  ?? TEKUN: Puluhan siswa kelas III SDN Wonokusumo VII saat pembelajar­an sif siang Kamis (7/9).
TEKUN: Puluhan siswa kelas III SDN Wonokusumo VII saat pembelajar­an sif siang Kamis (7/9).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia