Sepakat Jatim Harus Adem
FKUB-Kapolda Imbau Warga Tak Mudah Terprovokasi
SURABAYA – Konflik Rohingya menjadi salah satu topik hangat dalam pertemuan antara Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin kemarin. Mereka berharap isu kekerasan tersebut tidak sampai merembet ke Jatim.
Pertemuan di Gedung Tribrata Polda Jatim itu berlangsung gayeng. Diskusi hangat terjadi saat membahas isu-isu terkini. Salah satunya persoalan Rohingya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim KH Abdusshomad Buchori berharap Jatim tetap aman. Dia mewanti-wanti masyarakat untuk bisa ikut serta dalam menciptakan keamanan, ketenteraman, dan kedamaian di Jatim. Jangan sampai terprovokasi isu-isu negatif dengan bumbu agama. ”Kita buat Jatim adem-adem sajalah, tidak perlu bertikai,” terangnya.
Dia berharap kasus Rohingya tidak sampai dibawa ke Indonesia. Masyarakat tidak perlu dan tidak boleh bertindak keras kepada minoritas. ”Hal itu (kekerasan, Red) tidak dibenarkan dalam Islam,” tegasnya.
Meski begitu, pihaknya tetap punya sikap. Yakni, mengirim bantuan langsung. MUI Jatim juga mempersilakan siapa saja untuk berangkat ke Myanmar. Syaratnya, misinya harus jelas. Yaitu, sebagai relawan untuk mendistribusikan bantuan. Bukan untuk ikut melawan militer Myanmar. ”Silakan berangkat, asal berbuat yang bermanfaat,” jelasnya.
Rencananya, MUI Jatim akan membuat surat kepada MUI pusat, presiden, dan kedutaan Myanmar. Intinya, agar segera menghentikan konflik dan kekerasan tersebut. Sebab, menurut dia, kasus tersebut bisa merembet ke mana-mana. ”Kasus seperti ini bisa dimanfaatkan kelompok tertentu untuk kepentingan mereka,” ulasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemuka agama untuk turut serta menjaga stabilitas keamanan di Jatim. Dia juga berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi. Apalagi sampai melakukan tindakan yang kontraproduktif.
Berdasar pantauannya, hingga saat ini belum ada mobilisasi massa untuk melakukan demo atau terjun ke Rakhine. Pihaknya tidak bisa membendung apabila ada individu yang ingin berangkat. ”Sementara ini masih individual saja,” jelasnya.
Pria asal Ketintang itu mengaku akan merutinkan silaturahmi dengan para pemuka agama. Setidaknya setiap dua bulan. Pertimbangannya, banyak masalah yang bisa diselesaikan melalui forum tersebut. ”Nanti isunya kita sesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada,” ungkapnya. (aji/c6/fal)