Kesempatan Pedagang Air Naikkan Harga
KEKERINGAN yang melanda desadesa di Kota Pudak menjadi berkah bagi pedagang air. Setiap hari, jumlah pembeli meningkat. Harga pun sengaja dinaikkan.
Beberapa depo pengisian air di kawasan Suci dan Yosowilangun tak pernah sepi. Truk keluar-masuk untuk antre mengisi air bersih. Efendy, sopir truk tangki air, mengaku kewalahan melayani pembeli. Mulai September, stok air langka. Dia harus bolak-balik lima hingga enam kali sehari untuk mengirim pesanan.
”Antrenya (pengisian) lama,” kata sopir yang biasa mengedrop air ke wilayah Duduksampeyan itu.
Karena permintaan tinggi dan stok langka, harga air dinaikkan. Sebelum kemarau, 5.000 liter air dijual Rp 140 ribu. Harganya kini Rp 150 ribu--Rp170 ribu, bahkan bisa melambung sampai Rp 200 ribu. Itu harga pesanan dadakan. ’’Kalau pas orangnya butuh buat hajatan, harganya memang mahal,” ujarnya.
Mujib, penjaga depo air di kawasan Yosowilangun, membenarkan pengakuan Efendy. Permintaan air bersih memang sedang tinggi. Padahal, sumber air terbatas. Karena itu, depo penjual air membatasi jam antrean. ”Cu ma sampai jam 16.00. Kalau dijual terus, stok airnya bisa habis. Malah tam bah susah,” ungkap Mujib. ”Seka rang debit air memang turun,” tambah Ahmad, pemilik depo air.
Setelah tutup, lanjut Mujib, depo menampung air dalam tandon. Stok tersebut dijual esoknya. Dalam sehari, deponya menjual air hingga 150 truk tangki. Namun, deponya hanya sanggup melayani sekitar 75 truk.
Berapa harga air satu tangki? ”Harganya masih tetap Rp 20 ribu untuk satu tangki. Isinya 5.000 liter,” ucapnya. Mujib memastikan depo air tidak menaikkan harga. Kalau ada kenaikan sampai Rp 170 ribu kepada pembeli, itu langsung dari sopir truknya. (hay/c18/roz)