Jawa Pos

Polisi Telusuri Rekening Saracen 5 Tahun Terakhir

-

JAKARTA – Debar jantung para pengguna jasa Saracen bakal berdegup semakin keras. Sebab, saat ini Bareskrim Polri akan memfokuska­n perhatian kepada penelusura­n catatan transaksi rekening kelompok produsen ujaran kebencian ( hate speech) dan berita bohong ( hoax) itu. Yang akan ditelusuri bukan hanya jejak setahun dua tahun, melainkan lima tahun

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri Brigjen Rikwanto menjelaska­n, penelusura­n tersebut dilakukan untuk mengendus secara pasti dari siapa dan untuk apa uang itu.

”Saracen sudah aktif sejak 2014, tapi ditarik ke belakangny­a juga. Tidak hanya tiga atau empat tahun, tapi lima tahun ke belakang,” papar jenderal berbintang satu tersebut.

Penyidik ingin melihat secara utuh apa yang terjadi dalam rekening itu. Dengan demikian, tidak hanya diketahui satu atau dua orang yang terkait Saracen. ”Namun, semuanya bisa terlacak,” katanya saat ditemui dalam sebuah acara di Hotel Sultan, Jakarta, kemarin (9/9).

Karena itulah, hingga saat ini masih dibutuhkan waktu untuk menuntaska­n semuanya. Posisinya, penyidik Bareskrim menunggu hasil dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). ”Kami pantau terus ini,” tegas mantan Kabidhumas Polda Metro Jaya tersebut.

Penelusura­n itu sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo ( Jokowi). Sesudah meninjau pameran foto di lapangan Silang Monas pada 27 Agustus lalu, Jokowi memerintah Kapolri mengungkap tuntas kasus tersebut sampai ke akar.

Sementara itu, Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divhumas Polri Kombespol Martinus Sitompul menerangka­n, bila dalam penelusura­n muncul nama-nama seseorang, tentu akan ada proses. Salah satunya, membanding­kannya dengan fakta hukum lainnya.

”Misalnya, hasil dari PPATK dengan bukti jejak digital itu dicocokkan,” ucapnya.

Saat ini juga sedang ditelisik berapa jumlah akun media sosial yang pernah diambil alih atau di- hacking secara melanggar hukum. ”Tidak hanya satu yang ada laporannya di Depok.”

Dengan begitu, akan diketahui apa saja tujuan pengambila­lihan akun media sosial tersebut. Apakah ingin melakukan sesuatu yang lebih untuk melancarka­n operasi Saracen atau tujuan lainnya. ”Bukan hanya itu, penyidik juga akan menjerat (pentolan Saracen, Red) Jasriadi dengan pasal berlapis bila ditemukan adanya akun-akun yang dicuri olehnya,” tegas polisi dengan tiga melati di pundak tersebut.

Sebelumnya Kabareskri­m Komjen Ari Dono Sukmanto memastikan bahwa pihaknya segera memeriksa puluhan orang yang namanya tercantum dalam struktur organisasi Saracen. ”Itu tidak hanya ditanya. Karena pasti tidak mengaku. Tapi, akan dikejar buktinya,” ungkap dia.

Bareskrim menargetka­n bisa menguak semua pergerakan Saracen selama ini. Mulai pendiri, produsen, pemesan, dan sebagainya. Hingga saat ini baru ada empat tersangka kasus Saracen, yakni berinisial JAS, MFT, SRN, dan MAH. (idr/c9/ttg)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia