Menepis Sindrom September
LEICESTER – Tidak ada selebrasi yang dilakukan N’Golo Kante setelah membobol gawang Leicester City pada menit ke-50 di King Power Stadium tadi malam WIB (9/9). Kante, tampaknya, tidak ingin menyakiti klub yang dibawanya memenangi Premier League 2015–2016 tersebut. Tapi, gol gelandang bertahan asal Prancis itulah yang menentukan kemenangan Chelsea 2-1 atas Leicester.
Kemenangan tersebut tidak hanya membawa Cesar Azpilicueta dkk menempel duo Manchester (City dan United) pada pekan keempat. The Blues sekaligus menepis kekhawatiran mengulang hasil buruk pada bulan kedua bergulirnya Premier League atau pada September.
Ya, September menjadi momok bagi Chelsea berkaca dari hasil musim lalu. Dalam tiga pertandingan, pasukan Antonio Conte tidak pernah menang (sekali seri dan dua kali kalah). Dua musim lalu, The Blues juga hanya menorehkan sekali menang, sekali seri, dan sekali kalah.
’’Kembali dalam persaingan papan atas di awal-awal kompetisi sangat penting karena Anda tidak memprediksi hasil di setiap pertandingan,’’ ucap Thibaut Courtois, kiper Chelsea, di situs resmi klub.
Jika dibandingkan dengan musim lalu yang hanya berfokus di ajang domestik, khususnya Premier League, Chelsea musim ini harus berlaga di Liga Champions. Laga pertama adalah menghadapi klub debutan asal Azerbaijan, Qarabaq, di Stamford Bridge pada Rabu dini hari nanti (13/9).
Conte yang sempat dihantui skuad yang tidak terlalu besar untuk leluasa melakukan rotasi boleh jadi bisa tenang setelah kemenangan atas Leicester. Mengandalkan skema baru 3-51-1 dengan Eden Hazard dan Willian memulai laga dari The Blues tetap bermain solid. Dua rekrutan baru, Danny Drinkwater dan Davide Zappacosta, juga masuk sebagai pengganti.
Di sisi lain, Alvaro Morata semakin menunjukkan kelayakannya sebagai tumpuan mencetak gol Chelsea. Golnya pada menit ke-41 merupakan gol ketiganya dari tiga kali bermain starter di Premier League musim ini. ( ren/c19/ dns)