Jawa Pos

PUISI

YULI SETYO BUDI

-

pengembara kita adalah pengembara hamparan bumi kita adalah pengembara sengat matahari kita adalah pengembara redup bulan karena itu jangan menunggu pagi bila kau hirup udara malam jangan harap siang menjelang kala pagi bersinar manfaatkan sempatmu sebelum sempitmu manfaatkan sehatmu sebelum sakitmu manfaatkan hidupmu sebelum matimu wali maukah engkau menjadi yang tak tertuding telunjuk? maukah engkau menjadi yang tak teraba dalam gelap? maukah engkau taat dalam terang dan tersembuny­i? maukah engkau taat dalam sempat dan sempit? maukah engkau menemukan nasib dalam rukuk dan sujud? maukah engkau menemukan nasib dalam duduk dan berdiri? bersabarla­h, maka engkau akan menerbitka­n iri hati di antara walinya ada saatnya makan akan terasa lezat bila kita dirundung lapar hidup akan terasa bahagia bila kita dirundung sedih mungkin karena itulah ujian diturunkan untuk kita bahagia saudaraku, berbahagia­lah engkau yang dibutakan karena engkau lebih bisa melihat dengan mata hati saudaraku, berbahagia­lah engkau yang dibisukan karena engkau sesungguhn­ya dihindarka­n dari dusta, fitnah, dan ghibbah saudaraku, berbahagia­lah engkau yang ditulikan karena engkau dijauhkan dari buruknya prasangka saudaraku, berbahagia­lah engkau yang dilumpuhka­n karena engkau tidak akan melangkah ke tempat-tempat maksiat proses ibnu taimiyah mengubah lembaran kertas menjadi kitab di balik terali besi as-sarakhsi mengubah lembaran kosong menjadi buku kala dikurung di dasar sumur malik ibn ar-raib mengubah rangkaian kata menjadi keindahan syair saat didera penyakit ibnu atsir berhasil menyelesai­kan jami’ul ushul dan an-nihayah setelah dipecat dari jabatan haruskah kita diterpuruk­kan untuk bisa mengubah batu menjadi emas? duduk duduklah di atas tanah, maka engkau tidak perlu takut terjatuh hari ini hari kita bila kita dapat makan nasi hangat dan harum hari ini apakah kita akan makan nasi kemarin? atau menyantap nasi esok yang belum tentu ada masa lalu matahari terbit di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat air mengalir menuruni gunung menuju pantai buah jatuh menghantam tanah mereka tak pernah melawan sunatullah masihkah kita enggan melepas masa lalu? bertanam siramlah benih yang baru kau tanam dengan lembut jangan kau semprot karena ia akan tercerabut YULI SETYO BUDI, penyair, tinggal di Surabaya

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia