Banjir Tahunan, Warga Wonorejo Bangun Mini-Boezem
SURABAYA – Curah hujan yang tinggi sering membuat beberapa wilayah menjadi langganan banjir. Bukan hanya permukiman padat, tetapi juga perumahan elite. Karena itu, setiap perumahan idealnya memiliki mini-boezem.
Misalnya, di Perumahan Nirwana Eksekutif, Wonorejo Permai. Warga di perumahan itu bergotong royong mencari solusi banjir yang terjadi setiap tahun. Hingga akhirnya, warga berhasil mewujudkan mini-boezem di perumahan tersebut. ’’Kapasitas saluran air kami tidak cukup. Setiap curah hujan tinggi, air meluber hingga masuk ke rumah,” kata Edi Sarwana, ketua RW 6 Perumahan Nirwana Eksekutif.
Edi mengatakan, pihaknya langsung membentuk forum RW untuk mencari solusi. Ada beberapa penyebab banjir di wilayah tersebut. Salah satunya, satu perumahan hanya memiliki empat lubang saluran air yang mengarah ke Sungai Wonorejo. Panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Diameternya hanya 60 sentimeter. ’’Jelas tidak mencukupi. Jadi, air pasti meluber,” ujarnya.
Dengan begitu, harus ada kantong air yang bisa menampung curah hujan yang tinggi. Semua warga akhirnya sepakat membuat mini-boezem dengan memanfaatkan lahan milik warga seluas 11 ribu meter persegi. ’’Kami langsung mengajukan ke pemkot dan disetujui,” kata dia.
Mini-boezem tersebut kini sudah rampung. Kantong air itu bisa menampung sekitar 6.000 meter kubik. ’’Jadi, jika curah hujan melebihi kapasitas tersebut, air tetap meluber,” jelasnya.
Edi menuturkan, saat ini pihaknya masih melakukan uji coba lagi agar mini-boezem bisa menjadi pematusan. Jadi, mini-boezem tersebut tidak hanya dimanfaatkan untuk mengantongi air hujan. Tetapi, juga bisa digunakan untuk kehidupan sekitar. ’’Kami sudah punya rancangan untuk membangun kawasan sekitar mini-boezem,” terangnya.
Dia menjelaskan, dari ujung pintu keluar miniboezem, akan dibuat kebun sayur organik, kebun buah, dan hutan terpadu. Tumbuhan yang akan ditanam di kawasan tersebut adalah jenis-jenis langka. ’’Kami ingin ini bisa menjadi ciri khas Wonorejo,” ujarnya.
Saat ini mini-boezem yang dibangun masih tertutup. Ke depan, mini-boezem tersebut diusulkan agar terintegrasi dengan wilayah lain. Misalnya, di daerah Pandugo dan Puri. ’’Wilayah tersebut kan juga sering banjir. Kalau bisa terintegrasi, nanti dibuat sudetan,” katanya.
Wali Kota Tri Rismaharini mengatakan, ide cerdas warga untuk menanggulangi banjir tersebut patut diacungi jempol. Sebab, tidak hanya mengantisipasi banjir, miniboezem juga mengatasi dampak global warming. ’’Surabaya adalah kota terakhir yang dialiri Sungai Brantas. Kalau hanya mengandalkan Sungai Brantas, ke depan pasti terjadi masalah,” ujarnya.
Karena itu, mini-boezem Wonorejo bisa menjadi tangkapan sumber air siap minum di wilayah timur. Jadi, saat ini Surabaya telah memiliki banyak boezem. Ada sekitar 60 boezem yang sudah terbangun. Tahun lalu ada 15 boezem yang sudah dibangun. ’’Setiap tahun ada sekitar 5–6 boezem,” tandasnya. (ayu/c7/oni)