Tetap Semangat Kayuh Perahu Galon
SURABAYA – Mahasiswa pencinta alam STIE Urip Sumoharjo (Himapaus) kembali melanjutkan tradisi arung Kalimas kemarin (9/9). Lomba adu cepat dengan menggunakan perahu galon itu sempat vakum sejak 2003. Namun, mereka mengeluhkan kondisi sungai yang tidak lagi seperti dulu. Kini airnya keruh dan dangkal.
Dewan Penasihat Himapaus Gatot Triono sempat merasakan Kalimas yang berlimpah air. Itu terjadi saat Arung Kalimas 1999–2003. Saat itu, dia masih jadi mahasiswa. Daerah tepian sungai masih dalam. Tidak berlumpur seperti saat ini. ”Sekarang jarak 2 meter dari tepian sudah dangkal,” jelas Gatot yang kemarin memantau peserta dari sisi selatan sungai.
Hanya sisi tengah yang dalam. Itu pun hanya 2 meter. Air Kalimas sisi utara setelah bendungan Kayoon memang tidak memiliki pintu air. Ketinggian air bergantung pasang surut air laut. Namun, harus diakui bahwa sedimentasi selama bertahun-tahun di Kalimas sangat menumpuk. ”Ini mengingatkan kita untuk menjaga sungai yang jadi jantung kota kita ini. Terutama soal budaya membuang sampah,” ujarnya.
Meski demikian, para peserta tetap antusias mengikuti lomba. Sebanyak 22 peserta mengikuti babak penyisihan kemarin. Sebagian besar mewakili kampus di Jawa Timur. Namun, ada juga peserta dari Banjarmasin dan Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Setiap peserta harus menempuh jarak 200 meter. Titik start dimulai dari jembatan di Jalan Yos Sudarso, utara kantor DPRD Surabaya. Finisnya berada di dekat Taman Prestasi. (sal/c16/oni)