Jawa Pos

2018 Targetkan Bebas BAB Sembaranga­n

-

GRESIK – Kesadaran warga Kota Giri tentang sanitasi perlu ditingkatk­an. Sebab, sejumlah warga belum memiliki jamban yang layak. Bahkan, masih ada warga yang suka buang air besar (BAB) sembaranga­n.

Di Kecamatan Kedamean, ada empat desa yang belum ter bebas dari kebiasaan BAB sembaranga­n atau open defecation free ( ODF). Kepala Puskesmas Kedamean dr Hilda Bet sy menuturkan, pen dampingan di beberapa desa sudah dilakukan. Salah satunya, melakukan pendekatan khu sus.

Hilda mengatakan, BAB sembaranga­n merupakan kebiasaan. Karena itu, sosialisas­i dinilai tidak cukup. ’’Harus turun langsung untuk memberikan pemicu,” tuturnya kemarin (9/9).

Yang dimaksud pemicu adalah sanksi sosial bagi orang yang tidak mau berubah. Namun, sank si tidak diberikan se cara lang sung. ” Jadi, per lahan dipa hamkan sambil di beri contoh,” katanya.

Dia menyebutka­n, bukan hanya kebiasaan BAB sembaranga­n yang perlu diberantas. Cara mengolah limbah sampah dan ru mah tangga perlu disosialis­asikan. Tujuannya, limbah rumah tangga bisa lebih produktif. Menurut Hilda, peran rumah tangga sangat vital. Indikasi desa sehat dimulai dari keluarga. ”Nanti, hasil dari rumah tangga sehat dijadikan salah satu poin indikator kesehatan nasional,” jelasnya.

Kepala Dinkes Gresik dr Nurul Dholam menuturkan, tingkat keberhasil­an ODF sangat bergantung pada kebiasaan masyarakat. Dibutuhkan pendekatan khusus untuk memberikan pemahaman terkait sanitasi yang baik. ”Misalnya, pendekatan perilaku,” ujarnya.

Upaya pendamping­an sudah berjalan. Hampir setiap puskesmas diminta mendamping­i desa-desa. Gresik ditargetka­n bisa mendeklara­sikan ODF kabupaten pada 2018. ”Maksimal akhir tahun,” ucap Nurul.

Mantan Kabid P2P Dinkes itu mengakui, diperlukan pemicu agar masyarakat terbiasa men jalankan perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS). Sebab, indi kator kabupaten atau daerah sehat dimulai dari desa. ” Kun cinya, bisa merubah peri laku,” tegasnya.

Karena itu, Nurul mengharapk­an dukungan dari semua pihak. Bukan hanya petugas puskesmas. Dukungan dari desa dan kecamatan lebih vital. ”Agar target tercapai, diperlukan peran semua pihak dari berbagai sektor,” tuturnya.

Hingga kini, 140 desa di Kabupaten Gresik belum terbebas dari tradisi BAB sembaranga­n. Sebanyak 216 desa lainnya sudah berhasil bebas dari kebiasaan tersebut. Tahun ini, Dinkes Gresik menargetka­n sepuluh desa lagi yang masuk ODF. Desa-desa itu masuk wilayah Kecamatan Kedamean, Panceng, dan Ujungpangk­ah. ( adi/c18/dio)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia