BPK Audit Laporan Keuangan
Yakni, SMKN 1, SMKN 5, dan SMKN 6. Tiga SMK tersebut saat ini menyusun program prioritas untuk mendongkrak pendapatan sekolah.
Kepala SMKN 1 Bahrun mengatakan bahwa sekolah menyiapkan beberapa program unggulan. Salah satunya adalah mempromosikan hotel sekolah. ”Penyewaan kamar ini nanti menjadi salah satu sektor andalan kami,” jelasnya.
Saat ini pemasukan sekolah dari hotel tersebut memang tidak banyak. Itu terjadi lantaran sempitnya kamar hotel yang dimiliki. Jumlahnya juga belum banyak. Baru enam kamar.
Untuk mengatasi hal itu, SMKN I bekerja sama dengan warga di sekitar sekolah. Terutama mereka yang memiliki kamar kosong. ”Kami akan menyewa rumah atau kamar mereka. Keuntungannya nanti bisa dibagi bersama,” terangnya.
SMKN 1 juga akan melibatkan alumni untuk manajemen penyewaan kamar hotel. Terutama dari lulusan akomodasi perhotelan. Tujuannya, meningkatkan minat pemesan kamar. Untuk bagian teknik pelayanan, sekolah akan melibatkan siswa aktif di jurusan yang sama.
Selain itu, SMKN 1 akan memaksimalkan penyewaan aula sekolah dan promosi toko swalayan. ”Dengan beberapa pola strategis ini, ke depan sekolah bisa menambah pemasukan,” jelasnya.
Meski boleh mencari dan mengelola pendapatan, kata Bahrun, SMK yang ditunjuk sebagai BLUD tidak boleh sembrono. Sebab, laporan pengeluaran sekolah akan diaudit langsung oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK akan menggantikan peran inspektorat yang selama ini mengawasi sekolah secara umum.
Kepala SMKN 6 Surabaya Siti Rochanah menyampaikan, di sekolahnya ada tiga program prioritas yang nanti bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Yakni, pembukaan salon, penjualan busana, dan bisnis katering.
Tiga bisnis tersebut saat ini sudah berjalan. Namun, hasilnya belum maksimal lantaran pola produksinya tidak berjalan terusmenerus. Misalnya, katering. Pemesanan konsumsi yang ditangani langsung oleh para siswa itu masih dikenalkan di kalangan terbatas. (elo/c7/git)