Jawa Pos

Bocah Autis Tewas Di-Bully

-

PONTIANAK – Duka mendalam dirasakan pasangan Doni Irwan dan Mariance. Warga Kompleks Golf Permai, Pontianak, itu kehilangan Nice Friyandy, buah hati kedua di antara empat bersaudara, dengan cara memilukan. Nice diduga menjadi korban bullying kawannya.

’’Ini anak saya, lihatlah,’’ tutur Doni lirih seraya membuka kain penutup peti mati.

Air mata Doni seketika tumpah. Dia memalingka­n kepala seakan tidak tega melihat wajah anaknya yang terbaring tanpa suara di dalam peti tersebut. Sang istri, Mariance, berdiri diam. Perempuan berusia 38 tahun itu tidak kuasa mengucap sepatah kata pun.

Nice yang dikebumika­n di Batu Layang, Pontianak Utara, kemarin (10/9) berusia 11 tahun. Dia didiagnosi­s menderita autisme.

Nice diduga dianiaya oleh anak sebaya yang merupakan tetanggany­a. Sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedarso, Nice mengembusk­an napas terakhir di sana sekitar pukul 17.45 Jumat (8/9).

Peristiwa memilukan yang terindikas­i menjadi penyebab Nice meninggal terjadi pada malam sebelum Idul Adha Kamis (31/8). Sekitar pukul 19.30, meski ibundanya sempat melarang, Nice nekat keluar rumah. Dia tertarik melihat banyak bocah sebaya di kompleks tersebut.

Namun, berselang beberapa waktu, Nice kembali ke rumah. Badannya gemetar dan menangis kesakitan sambil memegang kepala. ’’Hampir pingsan,’’ ungkap pria 43 tahun itu.

Di kepalanya terdapat dua benjolan. ’’Di kiri dan kanan. Setelah dia ditangani, kami tanya siapa yang memukul,’’ ujar Doni.

Nice menunjukka­n lokasi dirinya dianiaya. Bukan hanya itu, kediaman pelaku pun diberitahu­kan kepada sang ayah.

’’Dia menunjuk ke rumah seorang warga, lalu kami hampiri rumah itu. Tetapi, penghuni di rumah itu sedang beribadah. Kami menunggu,’’ ucap Doni.

Setelah peribadata­n di sana selesai, Nice disuruh menunjuk penganiaya­nya. Bocah tersebut mengarahka­n telunjukny­a ke salah seorang anak. Doni menghampir­i si anak yang ditunjuk itu dan bertanya kepadanya apa- kah benar demikian.

Namun, si bocah tidak mengaku. ’’Kami juga sebagai orang tua tidak boleh memvonis langsung,’’ terang Doni.

Mereka pun pulang ke rumah. Nice beristirah­at malam itu. Tetapi, paginya ( Jumat, 1/8) dia mengeluh kepalanya sakit.

Sejak itu, kondisi Nice terus menurun. Selasa (5/9) Nice dilarikan ke Rumah Sakit Yarsi di Pontianak Timur. Namun, kondisi Nice tidak kunjung membaik. ’’Melihat seperti itu, saya bilang, saya tidak akan diam. Saya akan buat laporan ke polisi,’’ terang Doni. (ambrosius/ achmad/riko/iqbal/c4/ami)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia