Jawa Pos

Satgas Periksa Belasan Penyelengg­ara Investasi

Tanpa Izin, Langsung Ditutup

-

BOGOR – Satgas Waspada Investasi berencana memanggil sebelas entitas yang diduga mela kukan investasi bodong. Pemeriksaa­n tentang izin dan model bisnis dilakukan pada 19 September mendatang.

Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L. Tobing menyatakan, model bisnis yang diterapkan se belas entitas itu beragam. Ada yang seperti multilevel marketing (MLM). ’’Kami panggil karena mereka berpotensi merugikan masyarakat,’’ katanya pada Sabtu (9/9).

Kesebelas entitas yang dipang gil berasal dari berbagai dae rah. Na mun, mayoritas ber kantor di Jawa. Jika saat pe manggilan pengurus entitas tidak datang, satgas akan mela kukan panggilan lagi. Jika entitas datang me me nuhi panggilan, lalu terbukti tidak memi li ki izin dan me ru gik an ma sya rakat, satgas bakal menghen tikan kegiatan investasi entitas tersebut pada hari itu juga.

Satgas Waspada Investasi sejauh ini menghentik­an 44 kegiatan investasi dan pengumpula­n dana dari masyarakat tanpa izin. Salah satunya adalah First Travel. Sebelas entitas akan diperiksa pada 19 September untuk memberikan klarifikas­i kepada satgas. Dia berharap pengurus sebelas entitas itu kooperatif.

Satgas juga berencana mengganden­g Kementeria­n Dalam Ne geri (Kemendagri) untuk menjadi anggota satgas. Peran Kemendagri dibutuhkan agar satgas bisa mengajak para pimpinan daerah, mulai kepala desa hingga gubernur, menyosiali­sasikan literasi keuangan. Diharapkan, risiko kegiatan investasi bodong di daerah bisa ditekan. Tongam berharap Kemendagri bersedia menerima ajakan satgas. ’’Kami ingin Kemendagri segera bisa bergabung,’’ tuturnya.

Pemeriksaa­n kepada entitasent­itas yang dicurigai bodong dan inisiatif mengajak berbagai instansi untuk menjadi anggota satgas harus serentak dilakukan. Sebab, satgas selama ini sulit menemukan korban.

Banyak korban investasi bodong yang tidak mau melapor dan dimintai keterangan oleh satgas. ’’ Ya, mungkin malu atau takut. Kalau dibilang satgas itu kurang mencegah dan tunggu ada korban, baru menghentik­an investasi yang merugikan, tidak juga. Kami aktif menjaring informasi, tapi jarang sekali ada korban yang mau terbuka,’’ jelasnya.

Direktur Utama Bursa Efek In donesia ( BEI) Tito Sulistio menuturkan, edukasi tentang investasi harus terus diupayakan. Sebab, instrumen investasi itu beragam dan butuh kehatihati­an agar investor tidak tertipu. (rin/c14/noe)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia