Setiap Bulan Satu Produk Baru
MEMBUAT produk unik yang bertahan di pasaran tidaklah mudah. Inovasi untuk memproduksi produk baru harus terus dilakukan agar konsumen loyal. Erni kini terbiasa membuat 12 varian produk setiap tahun. Artinya, rata-rata satu produk baru diproduksi setiap bulan.
Produk yang dihasilkan tentu unik dan hampir pasti bukan barang yang mudah ditemukan di toko. Misalnya, boneka duyung, boneka kucing sombong, bantal leher, bantal foto, selimut duyung, selimut kuda laut, hingga karpet, dan dekorasi rumah.
Hingga saat ini, Errenz memiliki 80 variasi produk yang dipasarkan. Meski harus terus melakukan inovasi, Erni mengaku tidak membutuhkan modal yang begitu besar. Sebab, dia hanya perlu membuat satu produk contoh yang bisa dijual.
Promosi berikutnya hanya melalui foto. ”Kami tidak perlu stok banyak karena promosi hanya menggunakan foto yang memerlukan satu contoh produk. Lagi pula konsumen akan melakukan kostumisasi lagi,” jelasnya.
Karena variasi produk yang cukup banyak, harga yang ditawarkan juga bervariasi. Mulai Rp 10 ribu–Rp 900 ribu. Produk paling murah biasanya adalah suvenir pernikahan dan aksesori. Sedangkan produk yang paling mahal adalah dekorasi rumah seperti karpet.
Meski bisnis rumahan, Erni tak hanya bisa menggaet konsumen lokal. Produknya juga digemari konsumen dari sejumlah negara mulai Malaysia, Hongkong, hingga Taiwan. Meski demikian, Erni mengakui pasar di dalam negeri lebih menguntungkan karena biaya kirimnya lebih rendah.
Meski telah memiliki omzet lumayan, Erni mengaku masih perlu belajar mengenai marketing di dunia bisnis daring. Sebab, bisnis online lebih potensial jika pengusaha memiliki keahlian pemasaran yang bagus.
Erni menilai penjualan Errenz masih bisa ditingkatkan berbekal inovasi yang terus dilakukan. ”Kalau saya terus membuat produk baru dan unik, konsumen akan terus penasaran dengan produk yang akan saya luncurkan selanjutnya,” terangnya. (pus/c21/noe)