Jawa Pos

Janji Tidak Naikkan Tarif Air

Sebelum Hak Seluruh Pelanggan PDAM Terpenuhi

-

SURABAYA – Jangan heran jika masih ada warga yang harus begadang setiap malam untuk mendapatka­n air PDAM. Sebab, tekanan air tidak merata. Air hanya keluar pada jam-jam tertentu.

Dirut PDAM Mujiaman mengakui, hal itu masih terjadi pada 125 ribu pelanggan. Dia menjelaska­n bahwa wilayah dengan tekanan rendah adalah daerah utara dan barat. Aliran air harus diatur agar seluruh warga kebagian. ’’Padahal, tekanan idealnya merata. Ini tugas kita untuk segera cari solusi cepat,’’ ujar Dirut yang dilantik pada 16 Juni tersebut.

Upaya terdekat adalah membangun reservoir atau tandon. Rencana itu sebenarnya dilakukan sebelum Mujiaman dilantik. Namun, hingga kini proyek tersebut belum terwujud. Percepatan pembanguna­n pun dilakukan. Lima di antara delapan proyek ditargetka­n tuntas tahun ini ( lihat grafis). Lima proyek itu berada di Putat Gede, Ketegan, Prada, Krembangan, dan Osowilangu­n. Sisanya ditargetka­n selesai pada Februari 2018.

Tandon air diletakkan di daerah-daerah sulit air. Tanpa tandon, pompa dari instalasi pengolahan air minum (IPAM) di Ngagel dan Karang Pilang tidak kuat menjangkau daerah jauh. Apalagi, saat ini PDAM sudah memiliki jaringan pipa sepanjang 6 ribu kilometer.

Mujiaman tidak mau tandon hanya memanfaatk­an tenaga gravitasi. Dia sempat meninjau tandon di Wonokitri. Tempatnya memang tinggi. Air dialirkan seadanya tanpa pompa. ’’Enggak bisa begitu. Saya minta pompa harus ada,’’ tegas alumnus Teknik Kimia ITS tersebut.

Dia juga tidak mempermasa­lahkan besaran biaya untuk pengadaan pompa atau beban listrik. Selama ini alasan itu dipakai untuk penghemata­n. Namun, Mujiaman menilai hal tersebut salah. Seharusnya PDAM memaksimal­kan reservoir yang ada. Sebab, biaya pembanguna­n reservoir baru lebih mahal ketimbang menambah pompa.

Selama 560 ribu pelanggan PDAM belum mendapatka­n hak yang sama, Mujiaman berjanji tidak menaikkan tarif. Meski, tarif PDAM tidak naik sejak 2006. Tarif termurah mencapai Rp 300 per meter kubik untuk 10 meter kubik pertama.

PDAM juga memiliki permasalah­an kontrak dalam pembanguna­n reservoir di Osowilangu­n. Kontraktor di-blacklist PDAM lantaran tidak mengerjaka­n proyek sesuai dengan jadwal. Hanya ada kantor reservoir yang terbangun. Pengerjaan tandon yang sebenarnya lebih penting malah belum tuntas.

Humas PDAM Ari Bimo Sakti mengungkap­kan, proyek itu sudah dilelang ulang. Sudah ada pemenang tendernya. Reservoir Osowilangu­n bakal digunakan untuk kebutuhan air di Surabaya Barat. Terutama wilayah yang berbatasan dengan Gresik. ’’Mungkin Oktober mulai dikerjakan kembali,’’ jelas Bimo. (sal/c14/oni)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia