Jawa Pos

Menanti Peran Megawati di Semenanjun­g Korea

-

KONFLIK di Semenanjun­g Korea masih memanas. Dewan Keamanan (DK) PBB baru saja menjatuhka­n resolusi ke-9 kepada Korea Utara. Negara yang dipimpin Kim Jong-un itu berkali-kali melakukan uji coba nuklir yang membuat negara-negara sekitarnya, terutama Jepang dan Korea Selatan, tidak tenang. Dan tentu saja membuat Amerika Serikat berang.

Sanksi yang berat terutama di bidang energi. DK PBB melarang negara-negara anggotanya melakukan transaksi gas alam cair dengan Korut. Selama ini, transaksi gas alam cair di Korut volumenya mencapai 2 juta barel per tahun. DK PBB juga melarang ekspor minyak mentah ke negara yang berpendudu­k 25 juta jiwa itu.

Tidak cukup sampai di situ, Korut juga dilarang mengekspor tekstil ke negara mana pun. Negara yang didirikan ibu kotanya di Pyongyang itu juga tidak boleh mengirimka­n tenaga kerja ke luar negeri.

Sanksi itu bakal membuat Korut semakin terisolasi. Meski begitu, sanksi tersebut sebenarnya cukup lunak. Sebelumnya, Amerika Serikat mengusulka­n sanksi berupa pembekuan aset Kim Jong-un. Namun, belakangan Amerika menghapus poin pembekuan aset tersebut.

Saat ini perlu dialog yang lebih baik antara Korut dan anggota DK PBB. Butuh tokoh yang lebih netral dan didengarka­n oleh Korut. Rasanya Megawati Soekarnopu­tri memenuhi kriteria tersebut. Mega bisa mengambil peran sebagai tokoh yang menjembata­ni konflik di Semenanjun­g Korea.

Seperti diketahui, Mega adalah putri Soekarno, presiden pertama Indonesia. Dan Soekarno dulu adalah sahabat Kim Il-sung. Saking dekatnya, bunga pemberian Soekarno kepada Kim Il-sung dijadikan bunga nasional di Korut. Oleh Bung Karno, bunga dari Kebun Raya Bogor itu diberi nama Kimilsungi­a. Bunga itu dibudidaya­kan di Korut. Setiap April diadakan festival Kimilsungi­a di Pyongyang.

Megawati sangat dihormati di Korut. Posisi Mega sebagai pemimpin the ruling party juga memudahkan sinergi dengan kebijakan luar negeri Indonesia. (*)

 ?? DAVID PRASTYO/JAWA POS ??
DAVID PRASTYO/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia