Pikap Rombongan Lamaran Terguling
Satu Orang Tewas, Empat Luka Berat
SITUBONDO – Kecelakaan yang memakan korban terjadi di Jalan Desa Patemon, Kecamatan Jatibanteng, kemarin (12/09). Mobil pikap bernopol N 8742 NC yang membawa rombongan lamaran kemanten terguling.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 06.30 kemarin. Akibatnya, satu orang tewas, empat penumpang mengalami luka berat, dan satu luka ringan. Sementara itu, penumpang yang lain, termasuk sopir, selamat. Mobil bak terbuka itu membawa 14 penumpang tujuan Paiton, Probolinggo.
Korban tewas bernama Jazuli, 65. Dia meninggal di lokasi kejadian setelah mengalami pendarahan di kepala. Kuat dugaan, luka tersebut disebabkan kepalanya terbentur pohon.
Lalu, korban luka berat, di antaranya, Yasuli yang mengalami luka robek pada pelipis; Sari, luka robek pada telapak tangan kanan; Sayuti, patah tulang; dan Misram, pendarahan pada hidung. Ali Waki –sopir pikap– menerangkan, kendaraan berangkat dari Dusun Poloh, Desa Patemon, sekitar 05.30 melaju dari selatan.
Sesampainya di TKP, tiba-tiba as roda ban belakang bagian kiri patah. ”Bannya lepas sehingga saya tidak bisa mengendalikannya,” ujar Ali.
Pikap hitam itu langsung terjatuh ke kiri. Karena tempat jatuhnya di sebuah jurang, kendaraan sempat terguling satu kali. Pikap baru berhenti setelah bodinya membentur sebuah pohon. ”Saya lihat beberapa orang terlepar,” katanya.
Kapolsek Jatibanteng AKP Joko Imam menyatakan, korban luka berat langsung dibawa ke RSUD Besuki, sedangkan yang luka ringan dilarikan ke Puskesmas Jatibanteng. ”Sekarang masih menjalani perawatan tim medis,” ujarnya.
Joko menuturkan, di lokasi kejadian, kondisi jalan memang kurang mendukung. Dengan posisi menurun serta menikung, jalan desa tersebut rusak dan berbatu. Itulah yang membuat pikap terguling hingga memakan korban jiwa.
Dia menambahkan, kondisi kendaraan mengalami kerusakan di bagian penyangga bak belakang sebelah kiri yang terlepas dan bengkok. Kaca pintu kendaran bagian kiri pun pecah.
Pikap itu langsung dievakuasi petugas kemarin. Agar kendaraan tetap di tempat, petugas mengikatnya dengan tali tampar di sebuah pohon. ”Agar tidak terjatuh, mobilnya dipindah ke timur jalan dan diikat,” terang Joko. (bib/c25/diq)