Pengembang Sudah Siap Tanam Modal
SURABAYA – Para pengembang mulai tertarik untuk berinvestasi di wilayah kaki Jembatan Suramadu sisi Surabaya. Total ada lima pengembang yang sudah melakukan penjajakan untuk menanamkan uangnya di sana. Rencananya, mereka membangun hotel, apartemen, dan pusat perbelanjaan di kawasan tersebut.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang ( DPRKP CKTR) Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa pemkot sudah mengumpulkan para pengembang. Mereka begitu antusias karena masih banyak area kosong di sana. ’’Apalagi, tanah-tanah tersebut berdasar rencana tata ruang dan rencana wilayah masuk kawasan perjas (perdagangan dan jasa),” kata Eri saat ditemui di kantornya kemarin (12/9)
Para pengembang, lanjut Eri, akan membangun dengan konsep mixed use, yakni hotel, apartemen, dan pusat perbelanjaan dalam satu gedung. Agar iklim usaha makin bergairah, pemkot juga akan memudahkan perizinan. Terutama bagi mereka yang membangun gedung pencakar langit. ’’Tidak akan dipersulit,” ujar dia.
Rencananya, pembangunan dimulai tahun depan. Kini perizinan masih diproses. Meski begitu, pemkot tetap memiliki rambu-rambu untuk investor. Syaratnya adalah mendukung pengembangan wisata di kawasan kaki Suramadu. Selain itu, membantu membangun cable car yang akan menghubungkan Suramadu dengan Sentra Ikan Bulak (SIB). ’’Ini kerja sama antara pemkot dan investor,” jelasnya.
Eri menambahkan, saat ini konsep pembangunan Suramadu sisi selatan terus dimatangkan. Dia menargetkan, akhir tahun desain dalam bentuk maket sudah tuntas. Dia yakin konsep yang dibikin pemkot tersebut bisa menarik investor. ’’Jadi, ada keuntungan antara pemkot dan investor,” tuturnya.
Dalam pengembangan kawasan Suramadu sisi selatan, pemkot lebih berfokus pada pembangunan wisata perkotaan. Selain mewujudkan cable car sebagai wahana melihat Surabaya dari ketinggian, pemkot akan membangun sarana olahraga. Yakni, lapangan tembak dan velodrom skala internasional. Lapangan tembak tersebut akan menelan anggaran sekitar Rp 50 miliar.
Menurut Eri, lapangan tembak akan dibangun di atas tanah seluas 3,2 hektare. Lokasinya di sekitar Kelurahan Kedung Cowek. Lapangan tersebut dilengkapi dengan tembak reaksi maupun biasa. Rumput yang digunakan pun harus sesuai dengan standar internasional.
Cable car nanti juga bisa digunakan sebagai alat transportasi udara yang menghubungkan beberapa wahana. Dari Suramadu langsung menuju lapangan tembak. Kemudian, menuju velodrom hingga SIB. Pemkot juga menyediakan alat transportasi wisata darat. ’’Konsepnya bukan sekadar bus. Tetapi, kendaraan terbuka. Masih dimatangkan,” katanya.
Sementara itu, velodrom diperkirakan membutuhkan anggaran Rp 400 miliar. Sebab, lintasan sepeda tersebut akan dibuat seperti negaranegara maju. Bila ada fasilitas itu, event-event internasional bakal kerap diadakan di Surabaya. Dampak lainnya, nama Surabaya kian melambung.
Pembangunan wisata di kawasan Suramadu sisi selatan tersebut akan ditawarkan ke publik melalui tender terbuka. Namun, pemkot berharap yang mengerjakan nanti bukan hanya rekanan lokal. Kontraktor internasional juga bisa bergabung.
Selain itu, pemkot akan mendukung dengan memudahkan akses menuju kawasan wisata Suramadu. Beberapa akses jalan dilebarkan. ’’Akan didukung dengan infrastruktur jalan juga. Jangan sampai wisata sudah jadi, tetapi aksesnya susah,” tegasnya.
Pengembangan kaki Suramadu memang sudah ditunggu-tunggu. Maklum, sejak diresmikan pada 2009, Suramadu seakan tanpa sentuhan. Padahal, tujuan awal pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura itu adalah bisa mengembangkan wilayah. Banyak yang menginginkan setelah jembatan dioperasikan, geliat pembangunan begitu terasa.
Sementara itu, sambil menunggu progres pengerjaan proyek, pemkot berfokus pada penataan kawasan kumuh di wilayah kaki Suramadu. Berdasar data dari DPRKP CKTR, saat ini prioritas peningkatan kualitas perumahan dan permukiman berada di wilayah Kelurahan Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran, dan Kelurahan Sukolilo Baru, Kecamatan Bulak. Luas wilayah itu masing-masing 3 hektare dan 9 hektare.
Penataan itu meliputi pening- katan sarana dasar bagi kawasan permukiman kumuh. Yakni, perbaikan jalan, penataan ruang terbuka hijau, pengelolaan sampah, penyediaan air bersih, dan pengelolaan limbah.
Kepala Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DPRKP CKTR Iman Krestian mengatakan, tahun lalu proyek fisik sudah diwujudkan. Salah satunya membangun tanggul di Sukolilo Baru. Pembangunan itu bertujuan untuk mencegah warga di pesisir melakukan reklamasi untuk kebutuhan permukiman. Pemkot memberikan perhatian terhadap hal tersebut karena bisa mengganggu pelaksanaan pembangunan di wilayah kaki Suramadu.
Setelah itu, dilanjutkan pembangunan tanggul untuk mengatasi banjir rob di wilayah pesisir Suramadu. Infrastruktur jalan inspeksi juga akan ditambahkan. Tujuannya mencegah bangunan liar di kawasan sepanjang garis pantai. Iman menambahkan, kini DPRKPCKTR sedang menyiapkan lahan untuk pembangunan infrastruktur yang akan berjalan tahun depan. (ayu/gal/c7/git)