Teropong Antarkan Fajar Menang Inobel Tingkat Nasional
SIDOARJO – Cara Fajar Tri Laksono merangsang kreativitas anak didik patut diapresiasi. Dia menciptakan teropong berkamera. Dengan melihat teropong tersebut, murid menemukan gambar-gambar baru.
Alat tersebut terbuat dari pipa bekas bergaris tengah 5 sentimeter. Di dalam pipa, diletakkan prisma cermin. Bagian ujung pipa diberi penutup yang bisa diisi beragam jenis benda. Benda tersebut adalah objek yang dilihat. ”Prinsipnya sama dengan teropong binokular. Hanya, ada tambahan prisma dan objek yang dilihat,” terang Fajar.
Bila objek tersebut dilihat dengan teropong, akan muncul desain tertentu. Itu dipengaruhi cermin prisma tersebut. ”Apa pun bisa diletakkan sebagai objek. Beda objek, lain pula gambar yang muncul,” lanjut dia. ”Objeknya bisa manik-manik, kedelai, pasir, biji-bijian, bahkan potongan kertas,” imbuhnya.
Pada teropong tersebut, terdapat kamera yang terkoneksi dengan laptop. Dengan begitu, gambar yang terlihat di teropong bisa langsung difoto, dicetak, maupun disimpan di laptop. ”Dengan alat ini, bisa dihasilkan jutaan gambar,” ujar guru SD Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo itu.
Tak hanya dicetak di kertas, gambar tersebut juga disablon di baju, mug, maupun topi. Pembelajaran itu membuat siswa senang belajar menggunakan teropong tersebut. ‘’Sebab, gambar yang dihasilkan beda dengan objek aslinya,’’ ucap Fajar. Siswa juga bisa berkreasi dengan objek yang akan dilihat di teropong. ‘’Ini merangsang rasa ingin tahu siswa,’’ lanjutnya.
Fajar menceritakan, ide pembuatan teropong tersebut muncul Juli lalu. Saat itu dia melihat siswa yang hendak membuat suatu gambar. Dengan teropong tersebut, inspirasi gambar menjadi lebih beragam. Siswa tinggal mencontoh gambar di teropong berkamera tersebut.
”Ini juga bisa digunakan pembatik untuk mendapatkan motif baru,” terang suami Nailatul Ilmi El Imami itu. Sebab, gambar yang dihasilkan sudah sangat detail.
Berkat inovasi itu, Fajar menjadi juara Lomba Karya Inovasi Pembelajaran (Inobel) tingkat nasional kategori SORAM (seni budaya, olahraga, agama, dan mulok) jenjang SD. Lomba tersebut diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 4 sampai 8 September lalu di Bali. (uzi/c11/ai)