Jawa Pos

Mimpi Menuju Piala Dunia T

-

IMNAS sepak bola Indonesia ikut Piala Dunia? Hmm, rasanya kok sulit. Sejak merdeka, memang belum sekali pun skuad Garuda berlaga di ajang sepak bola paling akbar tersebut. Berkali-kali ikut kualifikas­i, tapi timnas selalu gagal menjadi wakil Asia ke Piala Dunia.

Jangankan menembus Piala Dunia, menjadi yang terbaik di Asia Tenggara saja susahnya minta ampun. Kerinduan penggemar bola tanah air untuk melihat timnas merebut emas SEA Games nyaris terbayar di Kuala Lumpur, Malaysia, bulan lalu. Tapi, lagi-lagi kita harus gigit jari. Sepak bola kita hanya mampu membawa pulang medali perunggu dari pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara tersebut.

Namun, kini kita bisa bermimpi timnas tampil di Piala Dunia. Bahkan tidak harus berdarahda­rah melewati kerasnya pertanding­an di lapangan. Tidak juga harus merebut emas SEA Games dulu. Caranya? Menjadi tuan rumah Piala Dunia. Dan, ’’mimpi’’ itulah yang dicanangka­n PSSI. Otoritas sepak bola Indonesia tersebut siap mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 ( Jawa Pos edisi 13 September).

Tidak ada yang tidak mungkin. Tidak ada yang salah dengan rencana PSSI tersebut. Toh, adalah hak setiap negara anggota FIFA untuk mengajukan diri sebagai host Piala Dunia. Masalahnya, apakah Indonesia terpilih. Itu yang tidak mudah. Kita harus bisa meyakinkan executive committee untuk memilih Indonesia.

PSSI, tampaknya, terinspira­si kesuksesan Qatar yang terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Seumur-umur timnas Qatar belum bisa menembus putaran final Piala Dunia. Qatar bahkan belum pernah menjadi yang terbaik di Asia. Tapi, catatan inferior sepak bola Qatar itu tidak menghalang­i mereka untuk mengukir sejarah: menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Apakah kita bisa mengikuti jejak Qatar? Tahun 2034 masih lama. Bolehlah PSSI menyiapkan mimpi mengejar tuan rumah Piala Dunia. Namun, yang jauh lebih penting sesungguhn­ya adalah meningkatk­an kualitas sepak bola tanah air. Benahi kompetisi. Tingkatkan skill pemain. Perbaiki kualitas wasit. Bina suporter. Kalau itu terjadi, Piala Dunia bukan lagi impian. (*)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia