Kunjungi AS di Tengah Kasus 1MDB
WASHINGTON – Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak bertamu ke Gedung Putih pada Selasa (12/9). Kunjungan di tengah gencarnya investigasi Amerika Serikat (AS) terhadap skandal korupsi 1 Malaysia Development Berhad (1MDB) tersebut menuai reaksi beragam. Baik di Malaysia maupun di Negeri Paman Sam.
Kemarin (13/9) Washington Post melaporkan, Najib dan rombongannya menginap di Trump International Hotel. ”Delegasi Malaysia terlihat di salah satu hotel ter- mewah di Washington tersebut. Keberadaan mereka terlihat jelas,” kata sumber Washington Post.
Sebagai tamu negara, seharusnya Najib menginap di Blair House atau guest house yang disediakan Gedung Putih untuk tamu presiden. Namun, menurut oposisi Malaysia, dia sengaja membawa rombongannya menginap di hotel milik Trump demi mengegolkan kesepakatan. Dengan menunjukkan kepada dunia bahwa dia berteman dengan AS, reputasinya sebagai pemimpin Malaysia akan tetap baik.
”Saya ingin berterima kasih kepada Anda atas semua investasi yang Anda tanamkan di AS,” kata Trump dalam jumpa pers bersama setelah pertemuan. Selasa itu Najib mengonfirmasikan pembelian 25 unit Boeing 737 dan delapan Dreamliners 787. Nilai kontrak lima tahun tersebut diprediksi mencapai USD 20 miliar atau sekitar Rp 264,11 triliun. Seluruh pesawat itu bakal digunakan oleh Malaysia Airlines.
Trump dan Najib, tampaknya, sengaja menghindari topik korupsi. Tepatnya skandal 1MDB. Selasa itu Gedung Putih sama sekali tidak menyinggung tentang dugaan korupsi yang melibatkan Najib dan keluarganya tersebut. Padahal, investigasi terhadap Jho Low yang disebut-sebut sebagai orang dekat Najib sedang dikembangkan. Seluruh harta dan aset Jho Low di AS juga dibekukan.
Akhir tahun ini, Trump akan membalas kunjungan Najib dengan melawat ke Malaysia. (AFP/Reuters/hep/c19/any)