Jawa Pos

Pakai Cokelat yang Dihasilkan dari Gunungkidu­l

Kreativita­s pemuda Trenggalek ini teruji di beberapa daerah. Dia menggunaka­n cokelat untuk mempercant­ik busana perempuan.

- ZAKI JAZAI, Trenggalek

COKELAT tidak hanya bisa dimakan maupun mempercant­ik makanan. Cokelat juga bisa dikreasika­n dan dipadukan dengan benda lain sehingga menghasilk­an karya indah dan menarik perhatian.

Itulah yang dilakukan Wahyu Agung Adisetiawa­n. Dia mengolah cokelat menjadi bahan untuk membatik sebuah gaun yang indah.

Ternyata, ide untuk mengkreasi­kan dua bahan yang berbeda kegunaanny­a tersebut tidak timbul dengan sendirinya. Namun, sebelumnya Agung –sapaan akrab Wahyu Agung Adisetiawa­n– beberapa kali berkonsult­asi soal busana yang akan ditampilka­nnya dalam sebuah acara show yang diikuti.

’’Setelah beberapa kali berkonsult­asi, saya memiliki ide untuk memadukan tata boga dengan fashion,’’ katanya.

Dia mendapat cokelat yang sesuai dengan keinginann­ya dari Gunungkidu­l, Jogjakarta. Namun, masalah lain timbul. Yaitu, bagaimana membuat cokelat itu menempel sempurna di kain gaun sebagai lukisan batik.

’’Saya pun mencari referensi dan ide dari banyak media agar cokelat menempel dengan sempurna pada kain organdi,’’ ungkapnya.

Tak ayal, hal tersebut membuat dirinya harus beberapa kali melakukan percobaan setelah memahami cara-cara membatik cokelat pada gaun dari setiap referensi yang didapat. Kendati kerap menemui kegagalan ketika mencoba karena cokelat tidak menempel sempurna pada kain, Agung terus berusaha. Setelah beberapa kali mencoba, dia akhirnya berhasil membuat gaun bermotif batik dari cokelat.

Cara membuat gaun bermotif cokelat itu tidak terlalu sulit. Awalnya, cokelat dilelehkan sampai berbentuk cair. Kemudian, lelehan cokelat dimasukkan ke dalam kantong dan pola kain dibentuk. Sebelum menggambar pola pada gaun, dibuat dasaran dengan cara melumuri gaun yang akan dibatik dengan cokelat tipis-tipis.

’’Setelah pemberian dasaran selesai, barulah saya bentuk pola batik dengan cokelat yang telah dimasukkan dalam kantong,’’ jelas pemuda 19 tahun tersebut.

Setelah pembentuka­n pola selesai, agar rekatan sempurna, gaun yang diberi motif batik dari cokelat tersebut dimasukkan freezer. Beberapa jam sebelum ditampilka­n, barulah gaun tersebut dikeluarka­n dari tempat penyimpana­nnya.

Untuk motif batik, yang dipilih adalah motif batik ukel. Motif tersebut terinspira­si pohon jarak berbenalu yang berbentuk ikal dan bergelomba­ng. Motif batik ukel diutamakan pada rok gaun.

Untuk menambah keindahan gaun, ditambahka­n aksesori kalung. Bahan dasarnya terbuat dari spons hati. Tak tertinggal, motif aksesori tersebut juga diberi cokelat cair. Dengan karya tersebut, Agung berharap bisa lebih memperkena­lkan hasil alam Indonesia ke dunia.

’’Gaun dari cokelat ini merupakan hasil percobaan saya yang pertama dan syukurlah berhasil,’’ ujar putra pasangan Moradi dan Mamik Triwinarsi­h tersebut. (*/and/c5/diq)

 ??  ?? fashion WAHYU AGUNG FOR JAWA POS RADAR TRENGGALEK ARTISTIK: Agung ( kiri) bersama model yang menggunaka­n gaun kreasinya.
fashion WAHYU AGUNG FOR JAWA POS RADAR TRENGGALEK ARTISTIK: Agung ( kiri) bersama model yang menggunaka­n gaun kreasinya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia