Jawa Pos

Naik Selembar Papan, Ibu Hamil Selamat

Terombang-ambing 2 Hari 2 Malam di Tengah Lautan

-

BAUBAU – Air mata Santi langsung tumpah saat turun dari KNP 353 di Pelabuhan Murhum Baubau kemarin sore (18/9). Dia tak bisa menahan tangis mengingat pengalaman mengerikan yang baru saja dialami. Dua hari dua malam terombang-ambing di tengah lautan lantaran KM Fungka Permata III GET 107 yang ditumpangi karam.

Bukan dirinya sendiri yang dipikirkan, melainkan juga bayi dalam kandungann­ya. Perempuan 35 tahun itu memang sedang mengandung anak pertamanya. Dia hamil enam bulan. Untung, ada suaminya, La Ode Abdul Hasan, saat peristiwa nahas itu.

’’Saya kira sudah tak bisa tahan. Dalam kondisi seperti ini, baru berada di tengah laut yang dingin dan dihantam ombak, sungguh pengalaman yang mengerikan,’’ cerita Santi sesaat setelah tiba di pelabuhan.

Dia bercerita, saat semua badan kapal yang bertolak dari Baubau menuju Pelabuhan Usuku, Tomia, pada Sabtu sekitar pukul 22.00 Wita itu tenggelam, dirinya bersama suami melihat selembar papan. Tanpa dikomando, mereka langsung lompat ke laut dan menyambar papan tersebut.

Meski tak memadai, mereka bisa bertahan sementara supaya tidak tenggelam. Untung, tak lama kemudian, datang ABK dengan membawa beberapa lembar papan. Akhirnya, papan-papan itu disatukan dan dibuat seperti rakit. Mereka menggunaka­n baju sebagai pengikatny­a.

’’Itulah yang kami gunakan dan terombang-ambing di laut selama dua hari dua malam,’’ jelas Santi yang diamini suaminya sambil terus memeluk istrinya itu.

Pengalaman tak kalah mendebarka­n juga dialami Ari. Saat seluruh badan kapal akan tenggelam, pria 36 tahun itu langsung merangkul anaknya, Jai, 5, dan istrinya, Ani, agar tidak terpisah.

’’Saya langsung peluk anak dan istriku. Sampai kapal tenggelam sepenuhnya dan hancur, kita melompat ke laut dengan menggunaka­n life jacket. Saya terus pegang anak dan istriku sampai ada bantuan datang. Alhamdulil­ah, kami bertiga selamat meskipun istri saya saat ini langsung dilarikan ke RS karena luka di bagian tubuhnya,’’ terangnya.

Begitu tiba di Pelabuhan Murhum, Kota Baubau, penumpang langsung mendapat penanganan. Ada yang dilarikan ke RS untuk dirawat. Ada juga yang diistiraha­tkan di ruang tunggu dan diberi makan. Salah seorang yang dilarikan ke RS adalah nakhoda kapal. Sebab, kakinya luka akibat gigitan hiu.

Sementara itu, satu penumpang WNA berkebangs­aan Brasil, Frasista, 41, langsung dibawa ke ruang tunggu bersama penumpang lain dan diberi makan. ’’Saya tidak apa-apa. Tolong antar saya ke hotel untuk istirahat,’’ katanya saat dimintai keterangan tentang kondisi fisiknya oleh petugas.

Kepala Pos Basarnas Wakatobi Reppin menuturkan, berdasar informasi dari kapten kapal yang berhasil dihubungi, kandasnya kapal disebabkan panel pompa air pada kapal penumpang rute Baubau–Tomia itu rusak. Akibatnya, kapal mogok di sekitar Karang Atol Tomia pada Minggu (17/9) sekitar pukul 17.00 Wita. ’’Itu informasi dari kepnya. Selang beberapa lama, mereka kemudian ditemukan kapal pelingkar nelayan, lalu dievakuasi,’’ ujar Reppin Senin (18/9).

Karena kondisi kapal sudah tidak memungkink­an, seluruh penumpang akhirnya dievakuasi ke Sampolawa, Buton Selatan, dengan kapal nelayan tersebut. Meskipun tubuh kapal telah tenggelam, seluruh penumpang dinyatakan selamat. (b/akhirman/asty/c19/ami)

 ?? AKHIRMAN/KENDARI POS/JPG ?? DISAMBUT TANGIS: Penumpang KM Fungka Permata III GET 107 yang karam saat tiba di Pelabuhan Murhum, Baubau, kemarin sore.
AKHIRMAN/KENDARI POS/JPG DISAMBUT TANGIS: Penumpang KM Fungka Permata III GET 107 yang karam saat tiba di Pelabuhan Murhum, Baubau, kemarin sore.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia